Friday, 13 November 2015

Seri belajar dari tetangga 4: Menyusuri Sungai Torrens

Adelaide, ibukota negara bagian Australia Selatan, dinobatkan oleh Lonely Planet sebagai kota yang perlu dikunjungi (ABC news, 2013). Kota ini memiliki penataan kota baik dengan memadukan keindahan alam dan aktivitas bisnis. Tidak mengherankan jika di berbagai sudut kota ini, para wisatawan dapat dengan mudah menemukan taman-taman yang berhiaskan aneka bunga, sebagaimana mudahnya menemukan pusat-pusat bisnis. Keindahan kota semakin lengkap dengan kehadiraan sungai Torrens atau istilah lokalnya adalah Karawirra Pari. Sungai ini membentang sepanjang 30 km dari hulu di daerah Mount Lofty Ranges dan bermuara ke pantai Henley (Walking SA, 2015). Keunikan sungai ini terletak pada pengelolaannya yang baik. Walaupun sungai ini melewati jantung kota Adelaide, namun sungai ini jauh dari kesan kotor, polusi, dan kumuh. Terlihat bahwa pemerintah kota Adelaide menjadikan sungai Torrens sebagai beranda kota.

Musim semi, yang biasanya mulai pada bulan Oktober-November, memberikan keleluasaan bagi warga Adelaide guna melakukan kegiatan out door. Salah satu pilihannya adalah bersepeda atau berjalan kaki menyusuri Sungai. Penulis berkesempatan menyusuri sungai Torrens pada awal November lalu dan memilih bersepeda menyusuri sungai Torrens dari Adelaide Parkland sampai Walkerville.

Adelaide parkland merupakan salah satu taman yang terletak di Adelaide bagian utara. Taman ini dapat dijangkau dari Adelaide CBD karena letaknya persis dibelakang Adelade Railway Station. Taman ini dilengkapi minigolf, kafetaria dan fasilitas umum. Terdapat pula pintu pengontrol level air pada taman ini. Pintu air tersebut berfungsi sebagai pengendalian  banjir pada sungai Torren. Selain itu, warga Adelaide memanfaatkan bendungan Torrens di area Adelaide parkland sebagai wahana olahraga dan rekreasi. Tidak mengherankan jika setiap akhir pekan, banyak warga yang beraktivitas olah raga dayung.  Tidak sedikit pula warga yang naik  kapal Popeye. Kapal wisata tersebut memiliki rute Adelaide Zoo ke Elder park pulang pergi. Tarif menaiki kapal tersebut adalah $15 untuk dewasa dan $ 8 untuk anak-anak.

'Living in harmony' sepertinya menjadi sebuah konsep yang dianut pemerintah kota Adelaide dalam mengelola kota, termasuk pengelolaan sungai Torren. Konsep tersebut menjaga keseimbangan antara aktivitas manusia dan alam. Dan sepertinya asumsi bahwa pembangunan akan mengancam kelestarian alam terbantahkan pada konteks ini. Sepanjang perjalanan menyusuri sungai Torrens, penulis dimanjakan oleh fasilitas footpath yang mulus. Jalur tersebut digunakan sebagai jogging track
Kawanan angsa hitam di Elder park, Adelaide
dan cycling track. Pada beberapa titik, pemerintah kota memasang papan peringatan untuk menghormati pengguna jalur tersebut. Siapakah pengguna istimewa tersebut? Ternyata pengguna istimewa tersebut adalah kawanan angsa hitam liar yang kesehariannya beraktivitas disungai tersebut. Pemerintah kota sangat melindungi keberadaan hewan-hewan tersebut. Manusia yang usil mengganggu hewan tersebut akan menerima denda yang lumayan besar jika mengganggu kawanan hewan liar tersebut. Terdapat kebijakan bahwa pemerintah kota Adelaide memasang CCTV pada titik-titik rawan dan pemerintah kota mendorong partisipasi warganya untuk menjaga ketertiban melalui program neighboring watch. Alhasil program pemerintah kota Adelaide cukup berhasil mencegah tindak kejahatan terhadap warga maupun hewan-hewan liar tersebut.

Kembali lagi ke konsep living in harmon kelestarian alam menjadi pertimbangan bagi pemerintah kota Adelaide dalam pengembangan tata kota. Bantaran sungai Torren steril dari bangunan liar, sehingga fungsi bantaran sungai sebagai kawasan resapan air dan penyangga sungai berfungsi dengan baik. Selain itu, penulis sedikit terkejut ketika mendengar suara kodok di siang hari karena sepengetahuan penulis bahwa keberadaan kodok menjadi indikator alami tingkat polusi air pada suatu kawasan. Walaupun air sungai Torrens terlihat keruh secara kasat mata, namun penulis tidak menjumpai sampah yang mengambang disungai maupun busa-busa bahan kimia limbah pabrik. Sesampainya di Walkervile, penulis beristirahat dan merenung bahwa sudah saatnya pengelolaan sungai di tanah air mengadopsi konsep living in harmony. Sebuah konsep yang memadukan dan menjaga keseimbangan antara kelestarian alam dan aktivitas manusia. Sudah saatnya, sungai menjadi wajah dari sebuah kota. Sepantasnya, sungai didandani dan dijaga fungsinya oleh pemerintah dan warganya sehingga sungai menjadi cerminan sebuah kota. Serta, pengelolaan sungai dapat baik akan mencegah terjadinya bencana musiman, yakni banjir.


Referensi:
ABC news 2013, Adelaide ranked in world's top 10 cities to visit by Lonely Planet, dilihat pada 14 November 2015, <http://www.abc.net.au/news/2013-10-29/adelaide-ranked-in-world27s-top10-cities-to-visit/5051300>.
Walking SA 2015, River Torrens Linear Trail, West Beach to Adelaide CBD to Athelstone, dilihat pada 14 November 2015, <http://www.walkingsa./walk/find-a-place-to-walk/river-torrens-linear-trail-west-beach-to-adelaide-cbd-to-athelstone/

0 comments: