“Jeng, anakku sekarang sulit sekali disuruh makan
apalagi belajar. Dia betah berlama-lama menonton acara TV kesayangannya.
Sampai-sampai dia lupa waktu” keluh
bu Rini. “ Iya bu, sekarang tayangan TV
semakin beragam sehingga mempengaruhi jiwa anak-anak kita. Contohnya putraku
dan adiknya suka sekali bermain gulat sampai bertengkar. Yach, semenjak mereka sama-sama menyukai
tayangan Smack down” timpal Bu Andi. Itulah sekelumit percakapan ibu-ibu warga
kompleks perumahan suatu ketika.
Kekhawatiran mereka cukup beralasan sebab pengaruh negative tayangan TV
telah merubah perilaku anak-anak mereka.
Hal tersebut senada dengan pendapat psikolog Nanik setyawati, “ Anak menjadi kurang kooperatif, kurang
peka terhadap orang lain, konsentrasi mendengarkan dan membaca menjadi kurang.”
(Media Indonesia: 02/12/2006), menanggapi kebiasaan menonton TV pada anak yang
berpengaruh pada perkembangan jiwa mereka. Sedangkan bagi anak berusia kurang
dari empat tahun, apabila terlalu banyak
menonton TV maka akan mengakibatkan anak tersebut sulit membedakan dunia nyata
dan fantasi , ungkap psikolog RSUP Tirtonegoro Klaten itu. Sudah sepantasnya
kita sebagai orang tua melindungi anak dari pengaruh negative tayangan TV.
Permasalahannya
adalah: Bagaimanakah kita dapat mengurangi ketergantungan anak pada TV ?. Patut
disadari bahwa sejak penciptaanya, TV memiliki daya magnet yang sangat besar
sehingga mampu mempengaruhi pemirsanya untuk melakukan hal yang sama seperti
adegan yang ditontonnya. Ada sebuah teori belajar social dari A Bandura dan RH Wlaters (1963) mengungkapkan
manusia belajar bukan saja dari pengalaman, melainkan dari peniruan, menguatkan
bahwa belajar meniru lebih efektif menggunakan media TV. Kondisi tersebut
mempunyai pengaruh kuat pada anak-anak sebab mereka memiliki sensor diri yang lemah. Berdasarkan hal
tersebut maka kita dapat merumuskan beberapa tindakan yang dapat mengurangi
tingkat ketergantungan anak pada TV. Tindakan tersebut antara lain:
1.
Buatlah
jadwal bagi anak untuk menonton TV dan dampingi mereka:
Menjamurnya
stasiun TV dengan beragam acara hiburan yang semakin variatif ibarat racun bagi
anak anda. Membiarkan mereka memilih sendiri tayangan TV dapat membuat anak
anda menjadi kecanduan TV. Maka aturlah jadwal secara selektif berkenaan dengan
waktu tayang, materi yang ditayangkan dan manfaat yang didapat dari tayangan
tersebut. Namun ada juga tayangan TV
yang baik bagi perkembangan jiwa anak yakni: Acara BOLANG (Bocah Petualang) yang mengajarkan anak-anak tentang
kepedulian terhadap lingkungan dan sesama. Waktu tayangnya pun tidak mengganggu
aktivitas belajar anak. Dampingilah
mereka ketika menonton TV. Sebab mereka
selalu kritis terhadap hal-hal baru dan berusaha mencari jawaban atas keingintahuan mereka.
Ketika anda mendampingi mereka menonoton TV dan mereka menanyakan sesuatu maka
anda dapt memberikan jawan yang tepat atas pertanyaan mereka.
2.
Tanamkan
minat baca sedini mungkin.
Usia
3- 12 tahun adalah masa-masa ketika anak mempunyai rasa keingintahuan yang
besar. Untuk memenuhi rasa keingintahuannya, mereka coba mengakses berbagai
sumber informasi dan salah satunya ialah TV. Namun TV memiliki tayangan beragam yang bertujuan
meraup berbagai segmen pasar. Pada umumnya anak-anak menyerap informasi dari TV
secara mentah sehingga berdampak buruk bagi perkembangan jiwa mereka. Salah
satu cara memenuhi rasa keingin tahuan mereka adalah memperkenalkan buku.
Jadikan buku sebagai sahabat anak anda sebab buku memuat informasi yang terfokus
pada subjek tertentu. Dan buku yang bertema petualangan, dongeng, fabel
merupakan subjek yang cocok untuk merangsang keingintahuan sekaligus menumbuhkan minat baca mereka.
3.
Kenalkan
anak pada lingkungan sekitarnya.
Anak
begitu betah menonton TV selama berjam-jam dapat disebabkan mereka kurang
bersosialisasi dengan anggota keluarga lainnya, teman sebaya maupun lingkungan
sekitar. Anak merasa terkucilkan oleh lingkungan sekitarnya sehingga akan
membentuk pribadi yang individualistis dan egois jika dibiarkan dalam jangka
waktu yang lama. Suatu waktu ajaklah anak anda sekedar bermain bola pada sore
hari atau ajaklah ke kebun binatang untuk memperkenalkan mereka terhadap
lingkungan sekitar. Kegiatan bersosialisasi dilingkungan sekitarnya merupakan
cara yang ampuh untuk menambah kegiatannya sekaligus mengalihkan perhatiaannya
dari TV.
4.
Kembangkan
potensi diri anak melalui kegiatan yang positif.
Apabila
anak-anak anda suka menggambar karakter-karakter film kartun yang disukainya,
atau dia suka bernyanyi layaknya artis kenamaan
bahkan suka bergaya bak peragawati. Nah kesemuanya itu merupakan potensi
dari anak anda. Dan andapun tinggal memolesnya dengan memasukkan anak anda
kedalam sanggar lukis, atau asah kemampuan vokalnya dengan mengikutkannya pada
bina vokalia. Apbila ada lomba peragaan busana maka anda tak salah untuk
mengikutkannya. Dengan kesibukan barunya,
perhatian anak sedikit-demi sedikit terhadap TV akan berkurang dan
mereka akan lebih antusias dengan kesibukan dan teman baru di sanggar lukis
maupun di bina vokalia.
Keempat
tips tadi hanyalah sebagian kecil dari usaha yang dapat dilakukan orang tua
untuk mengurangi ketergantungan anak pada TV.
Kunci keberhasilan dari usaha itu adalah kenalilah potensi dan karakter
anak lalu kembangkan metode yang interaktif dan kreatif yang mampu menarik
perhatian anak untuk mengikutinya. Dan tak kalah pentingnya adalah sikap
pantang menyerah dari orang tua untuk terus mencoba. Akhirnya, selamat mencoba
dan berkreasi. Sekian
0 comments:
Post a Comment