Credit to Pixbay |
Seringkali kita merasa bahwa sulitnya menemukan ide penulisan. Namun perlu disadari pula bahwa menulis merupakan sebuah keterampilan. Ibarat pisau, semakin diasah kan semakin tajam. Semakin tinggi jam terbang menulis maka semakin mudahlah kita menemukan ide, meramu ide dan menuliskan ide tersebut. Jujur, pustakawan tidaklah sulit menemukan ide karena profesi tersebut sangatlah istimewa. Seorang pustakawan akan senantiasa membaca entah itu buku, artikel atau sumber informasi sejenisnya. Tentunya, pustakawan tersebut akan memperoleh pesan dari buku tersebut. Nah pesan tersebut dapat dikemas ulang kedalam bentuk resensi buku. Gunanya untuk mempromosikan buku tersebut agar orang tertarik membaca buku. Selain itu, resensi menjadi panduan bagi calon pembaca untuk menemukan buku-buku berkualitas. Dari penulisan resensi saja, pustakawan dapat menunjukkan eksistensinya sebagai mercusuar, yakni: memberikan cahaya kepada orang disekelilingnya. Kalaupun menulis resensi terasa berat, pustakawan pun dapat menuliskan hal-hal ringan yang sekiranya bermanfaat bagi orang lain.
Lalu bagaimana menjaga stamina agar aktif menulis? Sebuah pertanyaan yang gampang-gampang susah menjawabnya. Namun ada satu jawaban yakni bergabunglah dengan komunitas penulis agar tercipta suasana yang kondusif. Beberapa saat lalu, penulis bergabung dengan grup whatapp yang terspesialiasi dibidang penulisan kepustakawanan. salah satu programnya adalah menantang para pustakawan untuk menulis. Klik https://www.pustakawan.web.id/. Keberadaan komunitas tersebut penting dalam menyebarluaskan virus dikalangan pustakawan. Wadah tersebut menjadi forum diskusi seputar pengalaman, isu terkini kepustakawanan dan mentoring tehnik penulisan populer kepustakawanan. Semakin banyak pustakawan terpapar virus menulis, semakin profesi pustakawan viral baik dijagad maya maupun nyata.
Saatnya jadikan menulis sebagai bagian hidup pustakawan. Ironis jika pustakawan yang berkutat dengan pengelolaan informasi tidak mau berbagi informasi. Mengingat salah satu fungsi pustakawan sebagai agen informasi. Sepantasnya pustakawan pro aktif mewartakan pengetahuan, khususnya secara tertulis. Kenapa? 'Carpe diem' menulislah maka engkau hidup. Dalam artian,walau jasad kita hancur didalam tanah. Namun pemikiran kita masih hidup sejauh ide tersebut masih terekam di media tulisan. Tak berlebihan kiranya, menulis perlu dijadikan kebiasaan positif dari pustakawan. Setidaknya profesi pustakawan akan terus diakui eksistensinya melalui tulisan-tulisan karya pustakawan. Selamat menulis (RAH).
0 comments:
Post a Comment