Thursday, 5 September 2019

Mengenal Laboratorium Lingkup Badan Litbang dan Inovasi


Selamat pagi netijen,
Pagi ini, ijinkalah saya berbagi pengetahuan seputar fasilitas penelitian berupa laboratorium. Informasi tersebut bersumber dari berbagai bahan dan saya susun ulang narasinya. Berikut adalah profil laboratorium yang terletak di kampus Badan Litbang dan Inovasi beralamat pada Jalan Gunung Batu nomor 5, Bogor. 

Xylarium:
Xylarium Bogoriense adalah salah satu xylotheque (perpustakaan kayu) yang dimiliki oleh Indonesia. Xylarium yang didirikan pada tahun 1914 ini terdapat di Pusat Litbang Hasil Hutan (P3HH), Badan Litbang dan Inovasi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Bogor.
Xylarium merupakan bangunan atau ruangan di mana koleksi berbagai jenis kayu dikumpulkan, dicatat, ditata, dirawat, dan disediakan bagi pihak-pihak yang memerlukan.
Pendeklarasian Xylarium Bogoriense sebagai Xylarium No 1 Dunia telah dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 28 September 2018 di Yogyakarta dengan jumlah koleksi 192.395 spesimen.
Saat ini Xylarium Bogoriense telah menjadi xylarium terbesar di dunia dengan jumlah koleksi 193.858 (update Oktober 2018) spesimen.

Laboratorium Indonesian Tropical Forest Culture Collection (INTROF-CC)
Dalam rangka mendukung upaya konservasi keaneragaman hayati sekaligus mencegah terjadinya biopyracy, Puslitbang Hutan telah membangun INTROF-CC (Indonesian Tropical Forests Culture Collections) untuk membantu pembangunan database nasional keanekaragaman hayati Indonesia.
INTROF-CC adalah sistem pengelolaan kultur mikroorganisme berupa isolate bakteri, fungi berfilamen, yeast dan beberapa actinomycetes yang dikoleksi dari berbagai tipe ekosistem hutan tropis Indonesia, seperti mangroves, rawa gambut, semi arid, dan lain-lain. INTROF-CC dikelola oleh Laboratorium Mikrobiologi Hutan.
Laboratorium ini telah memiliki 3653 isolat dari berbagai jenis bakteri, jamur dan khamir (yeast) dan 35% sudah teridentifikasi dan 15% sudah diujicoba di lapangan. Koleksi tersebut sudah termasuk isolat fungi pembentuk gaharu, isolat mikroba selulolitik untuk proses pembuatan bioetanol dan isolat oleaginous yeast untuk pembuatan biodiesel. 
INTROF-CC telah dilengkapi beberapa peralatan baru, antara lain: penyimpan isolat dalam jangka panjang berupa Ultra Low Freezer (-80°C); penyimpan sampel (konsorsium mikroorganisme dalam media alami), enzim dan reagent berupa Freezer (-20 °C); penyimpan isolat dalam jangka menengah berupa Showcase Refrigerator; proses isolasi berupa Biosafety Cabinet dalam ruangan khusus; proses inkubasi mikroorganisme berupa rak kultur, shaker incubator, dan instrument-instrument untuk pengamatan morfologi kultur mikroorganisme, seperti colony counter, mikroskop yang sudah terkoneksi dengan system computer sehingga memudahkan proses pengamatan; proses analisa molekuler, di samping perlengkapan yang telah ada sebelumnya di Lab Mikrobiologi Hutan, lab. INTROF-CC juga menambah 2 unit thermocycler untuk proses PCR; kelengkapan peralatan analisa biokimia berupa alat untuk purifikasi protein; uji coba produksi metabolit tertentu yang dihasilkan oleh sel bakteri dan yeast unggulan dalam skala laboratorium berupa alat fermentor/bioreactor, kapasitas 1L; serta beberapa peralatan Laboratorium dasar lainnya, seperti timbangan analitik, waterbath, vortex, hot plate stirrer, autoclave.


KOFFCO System
KOFFCO System yang merupakan akronim dari Komatsu- FORDA Fog Cooling System ini merupakan hasil kerjasama antara Badan Litbang Kehutanan dan Komatsu LTd. Jepang melalui proyek “Promotion of Mass Propagation Technique of Native Tree Species for Reforestation and Rehabilitation” yang dilaksanakan sejak tahun 2003 di Jawa Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan Sumatera.
Teknik perbanyakan melalui KOFFCO System merupakan teknologi yang dikembangkan untuk perbanyakan massal jenis-jenis meranti dan indigenous lainnya. Pengembangan teknik KOFFCO melalui teknik pendinginan rumah kaca meliputi pengkabutan, proses pembuatan stek, pembuatan media, proses perawatan bibit stek pada tahap pembentukan akar, stek, dan tahap adaptasi stek di persemaian. 
Semoga artikel singkat ini bermanfaat. Salam literasi

0 comments: