Selamat pagi netijen,
Pagi ini, ijinkalah saya berbagi pengetahuan seputar fasilitas penelitian berupa laboratorium. Informasi tersebut bersumber dari berbagai bahan dan saya susun ulang narasinya. Berikut adalah profil laboratorium yang terletak di kampus Badan Litbang dan Inovasi beralamat pada Jalan Gunung Batu nomor 5, Bogor.
Xylarium:
Xylarium Bogoriense adalah salah satu xylotheque (perpustakaan
kayu) yang dimiliki oleh Indonesia. Xylarium yang didirikan pada tahun 1914 ini
terdapat di Pusat Litbang
Hasil Hutan (P3HH), Badan Litbang dan Inovasi, Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan di Bogor.
Xylarium merupakan bangunan atau ruangan di
mana koleksi berbagai jenis kayu dikumpulkan, dicatat, ditata, dirawat, dan
disediakan bagi pihak-pihak yang memerlukan.
Pendeklarasian Xylarium Bogoriense
sebagai Xylarium No 1 Dunia telah dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia
pada tanggal 28 September 2018 di Yogyakarta dengan jumlah koleksi 192.395
spesimen.
Saat ini Xylarium Bogoriense telah menjadi
xylarium terbesar di dunia dengan jumlah koleksi 193.858 (update Oktober 2018)
spesimen.
Laboratorium Indonesian
Tropical Forest Culture Collection (INTROF-CC)
Dalam rangka mendukung
upaya konservasi keaneragaman hayati sekaligus mencegah terjadinya biopyracy, Puslitbang Hutan telah
membangun INTROF-CC (Indonesian Tropical Forests Culture Collections)
untuk membantu pembangunan database nasional keanekaragaman hayati Indonesia.
INTROF-CC adalah sistem pengelolaan kultur
mikroorganisme berupa isolate bakteri, fungi berfilamen, yeast dan beberapa
actinomycetes yang dikoleksi dari berbagai tipe ekosistem hutan tropis
Indonesia, seperti mangroves, rawa gambut, semi arid, dan lain-lain. INTROF-CC
dikelola oleh Laboratorium Mikrobiologi Hutan.
Laboratorium ini telah memiliki 3653 isolat
dari berbagai jenis bakteri, jamur dan khamir (yeast) dan 35% sudah teridentifikasi dan 15%
sudah diujicoba di lapangan. Koleksi tersebut sudah termasuk isolat fungi
pembentuk gaharu, isolat mikroba selulolitik untuk proses pembuatan bioetanol
dan isolat oleaginous
yeast untuk
pembuatan biodiesel.
INTROF-CC telah dilengkapi beberapa peralatan
baru, antara lain: penyimpan isolat dalam jangka panjang berupa Ultra Low
Freezer (-80°C); penyimpan sampel (konsorsium mikroorganisme dalam media
alami), enzim dan reagent berupa Freezer (-20 °C); penyimpan isolat dalam
jangka menengah berupa Showcase Refrigerator; proses isolasi berupa Biosafety
Cabinet dalam ruangan khusus; proses inkubasi mikroorganisme berupa rak kultur,
shaker incubator, dan instrument-instrument untuk pengamatan morfologi kultur
mikroorganisme, seperti colony counter, mikroskop yang sudah terkoneksi dengan
system computer sehingga memudahkan proses pengamatan; proses analisa
molekuler, di samping perlengkapan yang telah ada sebelumnya di Lab
Mikrobiologi Hutan, lab. INTROF-CC juga menambah 2 unit thermocycler untuk
proses PCR; kelengkapan peralatan analisa biokimia berupa alat untuk purifikasi
protein; uji coba produksi metabolit tertentu yang dihasilkan oleh sel bakteri
dan yeast unggulan dalam skala laboratorium berupa alat fermentor/bioreactor,
kapasitas 1L; serta beberapa peralatan Laboratorium dasar lainnya, seperti
timbangan analitik, waterbath, vortex, hot plate stirrer, autoclave.
KOFFCO System
KOFFCO System yang merupakan akronim dari Komatsu- FORDA Fog Cooling System ini
merupakan hasil kerjasama antara Badan Litbang Kehutanan dan Komatsu LTd.
Jepang melalui proyek “Promotion
of Mass Propagation Technique of Native Tree Species for Reforestation and
Rehabilitation” yang dilaksanakan sejak tahun 2003 di Jawa Barat,
Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan Sumatera.
Teknik perbanyakan
melalui KOFFCO System merupakan teknologi yang dikembangkan untuk
perbanyakan massal jenis-jenis meranti dan indigenous lainnya.
Pengembangan teknik KOFFCO melalui teknik pendinginan rumah kaca meliputi
pengkabutan, proses pembuatan stek, pembuatan media, proses perawatan bibit
stek pada tahap pembentukan akar, stek, dan tahap adaptasi stek di persemaian.
Semoga artikel singkat ini bermanfaat. Salam literasi
0 comments:
Post a Comment