Perpustakaan, sebagai pusat informasi, dituntut memberikan pelayanan informasi kepada
pemustaka. Guna mencapai
tujuan tersebut maka perpustakaan perlu memiliki gedung, peralatan, tenaga dan biaya yang memadai. Infrastruktur yang representatif, aman dan nyaman menjadi
kriteria ideal bagi terciptanya kepuasan pengguna. Sulit dibayangkan betapa tidak nyamannya pemustaka saat membaca
buku dengan
kondisi cahaya yang redup,
tingkat kelembapan yang tinggi serta tata
ruang yang semrawut. Kondisi tersebut berpengaruh terhadap konsentrasi membaca.
Sebaliknya,
jika ruangan perpustakaan tertata
secara rapi, fungsional
dan estetis maka pemustaka akan merasa nyaman membaca buku. Sehingga sistem pencahayaan, pengatur kelembapan di perpustakaan harus berfungsi dengan baik.
Selain itu, tata ruang yang rapi dan estetis serta koleksi terorganisir dengan
baik akan menimbulkan kesan/persepsi yang positif bagi pemustaka. Apabila
aspek-aspek tersebut terpenuhi maka dengan
sendirinya kepuasan tersebut tercipta. Guna
mewujudkan hal tersebut maka kita perlu mempertimbangkan berbagai aspek yang berpengaruh terhadap
penataan ruangan perpustakaan. Makalah ini akan mengulas beberapa aspek tersebut
di Perpustakaan Cendana, Balai Penelitian Kehutanan Kupang.
Prinsip Tata
Ruang Perpustakaan.
Membangun konsentrasi membaca
dipengaruhi oleh beberapa aspek baik internal maupun eksternal. Aspek eksternal
seperti : ruangan yang nyaman dan suasana yang lengang dapat mempercepat proses
terbangunnya konsentrasi membaca. Aspek tersebut terkait erat dengan kepiawaian
pustakawan mengelola ruangan perpustakaan mencakup desain interior dan
eksteriornya. Guna mencapai tujuan tersebut maka pustakawan perlu memperhatikan beberapa prinsip dasar penataan ruangan
perpustakaan sebagai berikut :
a) Aspek Efisiensi :
Pustakawan
harus mempertimbangkan aspek efisiensi dalam
mendesain interior dan eksterior ruangan perpustakaan. Hal tersebut bertujuan
menekan operasional pengelolaan perpustakaan di masa mendatang. Kita
memaklumi bahwa perpustakaan merupakan unit organisasi bersifat nirlaba Sehingga alokasi anggaran pengelolaan perpustakaan
di beberapa organisasi mendapat porsi yang kecil. Sementara beban daya listrik
untuk penerangan dan pendinginan menyedot anggaran cukup
signifikan. Maka aspek efisiensi daya akan membantu perpustakaan dalam menekan
biaya operasionalnya. Langkah efisensi daya adalah: memperbanyak jendela yang
berfungsi mengatur sirkulasi udara sekaligus menambah sumber pencahayaan alami
yang bersumber dari matahari. Keuntungan lain dari efisiensi daya dengan
memanfaatkan sumber alami adalah lebih ramah lingkungan.
b) Aspek
Fungsional :
Hendaknya perabotan
yang digunakan dalam perpustakaan mempunyai fungsi menunjang kinerja pelayanan
perpustakaan. Hindari barang-barang yang tidak terkait erat dengan kinerja
perpustakaan karena akan menyita tempat. Disarankan
memakai peralatan yang multifungsi seperti : komputer yang digunakan sebagai
alat administrasi dapat difungsikan
juga
sarana penelusuran elektronis. Sedangkan dalam hal pemilihan printer maka pilihlah printer yang dapar fungsi sebagai printer,
scanner, kopier dan fax.
c) Aspek
Ekonomis :
Hendaknya
dalam memilih perabotan perpustakaan mengacu pada aspek ekonomis yang merujuk
pada kualitas, aksesbilitas dan perawatanya. Semisal dalam pembuatan rak buku.
Secara kualitas bahan baku besi lebih kuat dari pada kayu jati. Namun jika
perolehannya (aksesbilitas) dan perawatanya lebih ekonomis bahan baku dari
kayu. Maka pilihan rak buku yang terbuat dari kayu merupakan pilihan yang
tepat.
Standar penataan ruangan perpustakaan.
Standarisasi
diperlukan pada berbagai aspek termasuk pelayanan perpustakaan. Hal ini penting
untuk menjamin keseragaman mutu pelayanan perpustakaan. Ilmu perpustakaan
memiliki standar minimal pada aspek tata ruang perpustakaan. Standarisasi dalam
penataan ruangan perpustakaan mengacu pada Indian Standard Recommendation
Relating to Primary element in The design of Library Building (1977) dalam Sulistyo
Basuki (1991). Hal ini untuk menjamin ketersediaan ruang yang sesuai dengan
standar minimal operasional perpustakaan. Dalam dokumen tersebut dinyatakan
bahwa setidaknya perpustakaan memiliki minimal tiga ruangan yang terbagi atas:
a) Ruangan dokumen/bahan pustaka yang menampung 150 volume/m2.
b) Ruangan staf perpustakaan untuk kegiatan klasifikasi,
katalog dan pengadaan memiliki luas minimal 9 m2. Sedangkan ruangan
untuk staf administrasi/profesional; yang tidak bertugas dibidang jasa seluas 5
m2.
c) Ruangan pemakai memiliki luas rata-rata per-pembaca seluas 2,33
m2.
Dan sistem pengukuran
yang digunakan dalam penataan ruangan perpustakaan menggunakan sistem modular.
Sistem ini menjamin keakurasian tata letak ruang dan perabot karena ukuran
ruangan, perabot dan perkakas berbentuk modul/perkalian 10 cm.
Langkah penataan ruangan perpustakaan.
1. Merencanakan sistem pelayanan
yang akan dipakai.
Sistem pelayanan pada
perpustakaan perlu direncanakan sejak awal. Hal ini akan berpengaruh pada jenis
pelayanan dan desain tata letak perpustakaan. Adapun sistem pelayanan terdiri
dari 2, yakni : terbuka dan tertutup. Yang membedakan kedua sistem tersebut
adalah aksestabilitas. Maksudnya, sistem terbuka memungkin pengguna secara
mandiri untuk menelusur informasi sekaligus menemukan buku yang diinginkannya
dan pustakawan bertindak sebagai fasilitator saja. Berdasarkan pengamatan
terhadap luas ruangan
dan sumberdaya manusia maka
perpustakaan Balai Penelitian Kehutanan Kupang (BPKK) menerapkan sistem
terbuka.
Keuntungan sistem ini adalah :
a)
Pengguna leluasa mengakses, menelusur dan menemukan
informasi sesuai kebutuhannya.
b)
Tidak banyak memerlukan tenaga pustakawan untuk
mengoperasikan sistem ini. Pustakawan dapat fokus melayani sirkulasi dan
pengolahan pustaka.
c)
Penataan ruang perpustakaan lebih fleksibel karena
ruang baca, koleksi dan sirkulasi terintegrasi.
Namun keuntungan tersebut bukan
berarti sistem ini tidak memiliki kelemahan. Satu aspek yang perlu diperhatikan
adalah sistem keamanan. Peluang hilangnya koleksi relatif besar karena pengguna
memiliki akses yang luas terhadap koleksi. Untuk mengantisipasi hal tersebut
adalah memberlakukan one gate system, yaitu: arus keluar masuk pengguna
hanya melalui satu pintu dengan pengawasan pustakawan.
2. Mengidentifikasi kebutuhan ruangan dan alat.
1.) Kebutuhan
Interior ruangan mempertimbangkan aspek :
a)
Sirkulasi
Udara.
Ruangan perpustakaan memerlukan sistem sirkulasi udara yang
baik. Sirkulasi udara yang buruk menyebabkan tingkat kelembapan tinggi dan
merangsang pertumbuhan jamur yang
beriklim semi arida rentan terhadap perubahan suhu yang ekstrim antara siang
dan malam. Sehingga penggunaan Air Condationer (AC) diperlukan untuk menjaga
kestabilan suhu ruangan.
b)
Pencahayaan.
Membaca memerlukan pasokan cahaya yang memadai. Pencahayaan
dapat diperoleh melalui 2 (dua) sumber, yaitu: alami (sinar matahari) dan
elektrik (lampu). Sumber alami diperoleh dengan cara membuat jendela-jendela
berukuran besar dengan menggunakan bahan tembus pandang. Sehingga sinar
matahari mampu menjangkau keseluruh ruangan. Sedangkan sumber elektrik
diperoleh melalui pemasangan lampu hemat energi pada titik tertentu. Lampu
hemat energi memiliki keuntungan daya yang dikeluarkan kecil dan menghasilkan penerangan optimal.
c.) Pemilihan warna.
Pemilihan warna cat pada
dinding perpustakaan seringkali terabaikan karena dianggap sepele oleh
pengelola perpustakaan. Namun warna cat dinding berpengaruh menciptakan nuansa
estetika dalam ruangan perpustakaan dan bermuara pada pengkondisian konsentrasi
membaca. Menurut penelitian yang dilakukan Lidya Natalia (2007) menyebutkan
bahwa warna cat dinding berkorelasi positif dalam meningkatkan konsentrasi. Melalui penelitian laboratorium eksperimen dan
perhitungan statistik diperoleh
hasil bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara ketiga warna
tersebut terhadap konsentrasi, dengan hasil bahwa warna dinding kuning adalah
yang paling menunjukkan pengaruh positif terhadap konsentrasi. Merujuk hasil penelitian tersebut maka pilihlah warna cat yang
netral dan terang, seperti : kuning muda, hijau muda, biru muda, putih. Karena
warna-warna tersebut akan membantu penerangan ruangan dengan memantulkan sinar
yang mengenai dinding.
2.)
Kebutuhan Peralatan
a)
Alat penelusuran Informasi.
Pada sistem terbuka maka perlu
keberadaaan alat penelusuran baik manual maupun elektonis. Alat
penelusuran informasi memiliki kriteria : mudah penggunaannya, murah biaya
pengadaan dan perawatanya serta akurat hasil penelusurannya. Berdasar kriteria
tersebut maka alat penelusuran secara manual yang direkomendasikan adalah : katalog,
abstrak dan indeks. Sedangkan elektronik menggunakan OPAC versi 1.5. Software
OPAC telah secara luas digunakan di perpustakaan memiliki keunggulan : mudah
dioperasikan, tidak memerlukan biaya lisensi penggunaan dan mempermudah
pertukaran data antar peprustakaan yang sama-sama mengoperasikan CDS/ISIS
b)
Papan petunjuk.
Keberadaan
papan petunjuk diperlukan untuk memandu pengguna perpustakaan. Papan ini memuat
informasi tentang jenis koleksi dan nomor kelasnya, jenis dan fungsi ruangan
pada setiap bagian ruang perpustakaan. Papan petunjuk dapat dipasang pada sudut
kanan atas pada rak dan/atau dipasang menggantung pada langit-langit ruangan.
c)
Perabot perpustakaan.
Perabot
perpustakaan berupa meja carrel, kursi, rak buku, berfungsi menunjang aktivitas
membaca. Adapun criteria perabot perpustakaan adalah fungsional dan ergonomis.
Sehingga keberadaan perabot perpustakaan tidak sekedar pemanis namun mempunyai
fungsi serta dapat menciptakan penyamanan bagi penggunanya.
d)
Alat keamanan
Yang
dimaksud alat keamanan disini adalah peralatan yang mampu mencegah
kecelakaan/kerusakan yang disebabkan human error maupun sebab lainnya. Potensi
kerawanan yang terjadi di perpustakaan adalah kebakaran dan pencurian.
Kebakaran bisa disebabkan arus singkat yang akan membakar koleksi buku-buku.
Hal ini dapat dicegah dengan memasang double sekring dan alat pemadan
kebakaran. Sedangkan pencurian dapat dicegah dengan memasang alat deteksi yang
dipasang pada pintu masuk. Alat ini akan bekerja bila mendeteksi logam yang
secara sengaja dipasang pada
bagian-bagian tertentu di buku. Biasanya logam kecil berupa kawat pada buku
akan diambil oleh pustakawan saat buku tersebut dipinjam secara prosedural.
Penggunaan CCTV juga direkomendasikan untuk menekan kehilangan koleksi akibat
lemahnya pengawasan pustakawan.
3.) Mendesain
ruangan dan tata letak peralatan.
Pada umumnya, penataan ruang
perpustakaan terbentur dengan keterbatasan ruangan. Mengacu pada standar minimal Indian
Standard Recommendation Relating to Primary element in The design of Library
Building (1977). Demikian
halnya perabot penunjang operasional perpustakaan yang berupa : meja
resepsionis untuk pelayanan sirkulasi, catalog, seperangkat meja carret dan
kursi, rak-rak buku dan koleksi. Ruangan perpustakaan didesain sedemikian rupa
sehingga tercipta alur sebagai berikut :
a.
Pengguna yang
memasuki ruangan akan melapor dan mengisi buku tamu di meja resepsionis.
Pengguna dapat sekaligus menelusur secara eletronis menggunakan OPAC di bawah
bimbingan pustakawan. Setelah mendapat informasi keberadaaan buku maka pengguna
akan langsung menuju ke ruang koleksi.
b.
Deretan rak
tersebut ditata berdasarkan nomor kelas terkecil sampai nomor terbesar dari
kiri ke kanan. Adapun koleksi Perpustakaan Cendana terdiri atas 4 buah koleksi,
yakni : Koleksi Referensi berupa :
Kamus, Handbook, Abstrak dan Ensiklopedi yang terletak dekat meja Carrel;
Koleksi Umun berupa : buku computer, hukum, sosial, murni, kehutanan yang
tersimpan pada rak yang berjajar berurutan dari kiri ke kanan dekat meja sirkulasi, Koleksi Majalah dan Jurnal
serta Koleksi Deposit yang berisi terbitan-terbitan khas Perpustakaan Cendana;
c.
Setelah
pengguna berhasil menemukan buku maka dia dapat membaca pada ruang baca yang
terletak disebelah kanan dari pintu masuk. Sedangkan jika pengguna berniat
meminjam buku tersebut maka dapat menghubungi pustakawan di meja sirkulasi.
Penutup
Ruangan perpustakaan yang representatif
akan menunjang terciptanya konsentrasi baca. Berdasarkan perkembangan
organisasi maka Perpustakaan Cendana harus merombak ulang ruangan perpustakaan
untuk menyesuaikan perubahan tersebut. Dalam menata ulang ruangan Perpustakaan
Cendana berdasarkan tiga prinsip dasar yakni : Efisien, Fungsional dan
Ekonomis. Serta mengacu pada Indian
Standard Recommendation Relating to Primary element in The design of Library
Building.
Daftar Pustaka
Sulistyo-Basuki. 1991. Pengantar Ilmu Perpustakaan.
Jakarta. Gramedia
Lidya Natalia Heksan. 2007. (Skripsi : Pengaruh Dinding Warna Kuning,
Biru, Dan Putih Terhadap Konsentrasi Anak Usia 7-10 Tahun. Jakarta. Unika Atma
Jaya.
0 comments:
Post a Comment