Tuesday, 31 March 2020

Pemanfaatan Jurnal Elektronik bagi Penelitian


Penelitian bermula ketika muncul pertanyaan tentang mengapa dan bagaimana sebuah permasalahan terjadi. Kegiatan penelitian mencakup pengamatan, pengkajian maupun pengujian terhadap suatu objek penelitian. Dan para peneliti membutuhan landasan teori untuk memecahkan permasalahan tersebut dengan merujuk pada berbagai sumber informasi. Peneliti dituntut lebih proaktif dalam melakukan rujukan pada sumber litelatur. Hal tersebut dipengaruhi oleh aspek paro hidup sebuah bidang ilmu. Paro hidup menunjukkan kecepatan pertumbuhan litelatur sehingga semakin muda paro hidup sebuah bidang ilmu maka semakin cepat perkembangan bidang ilmu tersebut. Sebagai contoh ialah paro hidup ilmu biomedis hanyalah 3.0 tahun sedangkan geografis 16.0 tahun, berarti bahwa pertumbuhan litelatur ilmu Biomedis jauh lebih cepat daripada litelatur  bidang Geografis (Sulistyo-Basuki: 2004). Sehingga terjadi kecenderungan pada peneliti untuk merujuk pada majalah ilmiah yang memuat infomasi yang aktual.
Perkembangan jurnal cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Ilmuwan Derek Prince mencatat bahwa pada tahun 1950 jurnal yang terbit sebanyak 100.000 judul dan meningkat menjadi 1000.000 judul pada tahun 2000. Hal tersebut menunjukkan bahwa jurnal merupakan media publikasi yang efektif bagi para peneliti dan stake holdernya sehingga permintaannya terus bertambah. Namun terjadi ketimpangan antara peneliti dari negara maju dan  negara berkembang dalam memberikan kontribusi karya intelektualnya pada jurnal-jurnal internasional. Ditilik dari produktivitasnya, peneliti Amerika Serikat menempati urutan pertama dalam menulis artikel ilmiah pada jurnal internasional dengan prosentase 30,817 %. Sedangkan produktivitas peneliti di Singapura, Malaysia dan Indonesia masing-masing 0,17 %; 0,062% dan 0,012% (Gibbs; 1995). Rendahnya produktivitas peneliti, khususnya di Indonesia dipengaruhi oleh: keterbatasan akses informasi karena faktor geografis dan tingginya biaya operasional berlangganan jurnal yang berdampak pada minimnya jumlah jurnal ilmiah yang dilanggan.
Namun kendala tersebut coba diatasi oleh sejumlah pengelola jurnal ilmiah internasional dengan mengeluarkan jurnal ilmiah versi elektronik atau lebih dikenal dengan istilah e-jurnal. Makalah ini akan mengupas lebih jauh tentang apa itu e-jurnal, metode pemanfaatannya dan hambatan serta tantangan pemanfaatan e-jurnal bagi penelitian. Diharapkan para peneliti maupun pekerja informasi mendapatkan wawasan tentang e-jurnal.
 
Definisi dari e- jurnal
E-jurnal masih dipersepsikan secara beragam. Sebab, e-jurnal merupakan sesuatu yang relatif baru di Indonesia. Agar terdapat pemahaman bersama maka Prita Wulandari dari perpustakaan Nasional memberikan pengertian e-jurnal sebagai berikut: ” E-jurnal merupakan data-data atau informasi yang tampilannya dibuat seperti buku kemudian direkam secara elektronik agar dapat dijalankan di komputer”. E jurnal didesiminasikan dalam format CD Rom dan format file.doc maupun .pdf. Sehingga pengguna dapat memanfaatkannya dengan program yang kompatibel dengan format tersebut. Selain itu, e-jurnal dapat diakses pengguna melalui internet. Tercatat lembaga seperti DIALOG, WILSON dan Silverplatter merupakan penyedia jasa e-jurnal diinternet. Perangkat keras yang diperlukan untuk menjalankan proram tersebut adalah seperangkat komputer yang dilengkapi CD Reader, modem dan alat komunikasi yang menghubungkan antara komputer dengan internet.

Perbandingan antara jurnal konvensional dan e-jurnal.
Sebagai varian baru, e-jurnal masih berada dibawah bayang-bayang dari jurnal konvensional. Sebab masih banyak peneliti yang belum menggunakannya karena masih awam. Padahal e-jurnal memiliki kelebihan jika dibandingkan jurnal versi konvensional. Hasil perbandingan keduanya  dapat dilihat dari tabel dibawah ini:












Sumber: Arif Rifai Dwiyanto; 2006

Metode mengakses e- jurnal.
Cara mengakses e-journal relatif mudah dilakukan sebab penggunaannya tidak memerlukan kompetensi tehnis tertentu. Ada dua metode dalam mengakses e-jurnal yakni:
1.  Secara online dari Internet dengan jalan  menggunakan mesin pencari
( Google atau Yahoo). Apabila kita belum mengetahui alamat jurnal akan kita tuju maka masukkanlah kata kunci yang relevan dengan nama e-jurnal yang kita tuju. Namun alangkah baiknya jika kita memiliki direktori e-jurnal. Semisal kita ingin mengakses jurnal yang beralamat:  www.tfljournal.org maka masukkan nama tersebut pada kolom yang tersedia pada mesin pencari lalu klik Ok. Maka akan tampil homepage dari e-jurnal tersebut seperti bawah ini















(Gambar 1. Tampilan homepage e-jurnal)
Atau, Informasi ilmiah lainnya  dapat diakses secara on line melalui sebuah forum yang terpusat pada suatu topik tertentu yang memungkinkan para pengguna dapat mengirimkan pertanyaan, jawaban, berita baru, komentar atau membaca kiriman dari anggota lainnya. Forum tersebut diistilahkan sebagai News Group dan forum ini dapat diakses melalui news reader, yakni: suatu aplikasi pada PC yang berinteraksi dengan server berita. News reader berjalan pada jaringan penyedia akses yang kita gunakan. Server-server berita mengedarkan pesan-pesan newsgroup diantara pengguna melalui e-mail internet dengan mengunakan kepala surat khusus yang menandakan bahwa file-file tersebut adalah artikel newsgroup. Nama newsgroup terdiri atas sederetan kata atau singkatan yang dipisahkan oleh tanda titik. Kata pertama menunjukkan area subyek luas dari newsgroup yang bersangkutan, setiap kata yang berada disebelah kanan menunjukkan semakin spesifik topik yang bersangkutan. Semisal: misc,forsale.computer.pc-spesific.system. Sedangkan topik topik news group yang berkaitan dengan bidang ilmu pengetahuan antara lain:
Sci. Aeronautics
Sci.bio.ecology
Sci.agriculture
2. Metode Sharing content beberapa jaringan kerjasama perpustakaan PULSE – Public University Link System of East Java, Warintek – Kementerian Riset dan Teknologi Indonesia, DLN – Indonesia Digital Library Network, APTIK-NetFPPTI. Penjabaran dari metode sharing content adalah beberapa lembaga yang bergerak dalam bidang penelitian saling menjalin hubungan bekerjasama berbagi informasi dan salah satu dari lembaga-lembaga diatas bertindak sebagai moderator. Selanjutnya kelompok tersebut atau diistilahkan sebagai cluster melanggan e-jurnal dan moderator bertugas mengatur pendistribusiannya kepada anggota cluster. Metode ini merupakan sistem tertutup. 

Hambatan Pemanfaatan e-jurnal.
                Kemudahan dalam mengakses e- jurnal dan berbagai kelebihan yang dimilikinya, tidak serta merta menjadikan e-jurnal sebagai sumber rujukan favorit bagi peneliti. Ada berbagai faktor yang menjadi kendala dalam pemanfaatan e-jurnal bagi penelitian. Faktor-faktor tersebut diidentifikasikan sebagai berikut:
  • Keraguan peneliti untuk mencantumkan e-jurnal sebagai sumber rujukan bagi karya tulisnya. Hal tersebut terkait kultur dalam dunia penelitian yang menekankan aspek orisinalitas dan keilmiahan atas suatu karya ilmiah. Sedangkan e-jurnal terbagi atas 2 kategori yakni: a.) e-jurnal yang proses penerbitannya telah melalui beberapa tahapan (Peer to peer review) lazimnya jurnal konvensional. Jadi informasi e-jurnal tersebut dapat dipertanggungjawabkan atas penggunaan ciptanya. E-jurnal jenis ini menekankan aspek orisinalitas  sekaligus keilmiahan b.) E-jurnal yang proses penerbitannya tidak selalu melalui peer to peer review yang diistilahkan sebagai Grey literature E-jurnal jenis ini pada mulanya merupakan publikasi yang terbatas penyebarannya dan salah satu penyebabnya adalah mahalnya biaya cetak. Saat ini dengan tersedianya media internet, biaya ‘cetak’ dan distribusi menjadi sangat murah. Murahnya biaya, membuat grey literature bertambah dengan sangat pesat. Grey literature merupakan salah satu sumber informasi yang penting, karena walaupun terkadang kurang mengikuti kaidah ilmiah (not scholarly), tetapi literatur tersebut diproduksi oleh peneliti, praktisi atau lembaga pada ahli bidangnya (Oktavian, Yuan: 2005). Pada umumnya, grey literature diproduksi lebih cepat, memiliki fleksibilitas yang lebih tinggi, dan memiliki informasi lebih detail dibandingkan literatur lain. Kualitas grey literature salah satu hal yang harus dipertimbangkan dalam pengadaan, penyebarluasan dan penggunaan grey literature kepada pemakai. Salah satu kriteria satu publikasi berkualitas atau tidak adalah apakah publikasi ini melalui proses peer review atau tidak. Pada beberapa lembaga seperti World Bank, FAO, CIFOR dan Forest Trends, penerbitan grey literature biasanya sudah melalui proses peer review. Grey litelatur lebih menekankan pada aspek fleksibilitas dan aktualitas. Terkadang peneliti masih kesulitan membedakan antara kedua jenis e-jurnal ini. Sehingga peneliti tidak berani  mengambil resiko dengan mencantumkan e-jurnal sebagai salah satu sumber rujukkannya.
  • Penguasaan Teknologi Informasi. Standar pendidikan yang tinggi dan seleksi yang ketat terhadap profesi peneliti belum menjadi jaminan kemampuan para peneliti dalam mendayagunakan sumber-sumber informasi yang berbasis teknologi informasi. Sindrom Gagap teknologi sebagian besar menjangkiti peneliti yang beraliran konservatif. Artinya: yang mensakralkan sumber informasi konvensional (baca: buku teks) sebagai satu-satunya sumber informasi. Hal tersebut bertolak belakang dengan realita saat ini yang mana telah terjadi daur informasi yang dinamis. Dan sumber informasi berbasis teknologi informasi memuat informasi update. Sehingga sindrom gaptek hendaknya sedikit demi sedikit mulai dikikis dengan cara belajar pengoperasian internet.

Penutup

                Sebagai sesuatu yang relatif baru di Indonesia, wajar saja e-jurnal memunculkan beranggapan tanggapan dari ilmuwan kita. Namun apabila kita bandingkan dengan jurnal konvensional maka masing-masing  mempunyai kelebihan dan kekurangan. Sehingga jalan tengahnya ialah dengan menempatkan keduanya sejajar sesuia porsinya dan sebisa mungkin peneliti mengkombinasikan keduanya. Sebab e-jurnal lebih menonjol disisi aktualita informasi.  Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa munculnya e-jurnal bukanlah sekedar fenomena saja melainkan sebagai sebuah evolusi informasi ilmiah yang bersinergi dengan teknologi informasi.

 Daftar Pustaka:
Dwiyanto, Arif Rifai. Kontribusi Jaringan Kerjasama Perpustakaan dalam Penyediaan dan Pendistribusian eBook dan eJournal serta Pemanfaatannya . Seminar Pemanfaatan e-jurnal dan e-book bagi penelitian. Bogor, 28 Juli 2006.
Oktavian, Yuan. Layanan Grey literature di Perpustakaan CIFOR. Seminar Pemanfaatan e-jurnal dan e-book bagi penelitian. Bogor, 28 Juli 2006
Wulandari, Prita. pengenalan e-book dan e-journal. Seminar Pemanfaatan e-jurnal dan e-book bagi penelitian. Bogor, 28 Juli 2006.



0 comments: