Manusia merupakan mahluk ciptaan Allah swt yang istimewa. Manusia memiliki kesempurnaan jiwa dan raga yang membedakannya dengan mahluk lain seperti hewan, tumbuhan, jin dan malaikat. Kesempurnaan raga terlihat dari kelengkapan kelima panca indera, sedangkan dalam jiwa manusia terdiri atas hati nurani dan akal. Hati memberikan dorongan kepada manusia untuk berbuat kebaikan dan sebaliknya hati pun dapat mendorong manusia berbuat keburukan. Hal tersebut disebabkan oleh keberadaan nurani yang condong kepada ketaatan dan hawa nafsu yang condong kepada kesenangan. Walaupun keduanya seolah bertolak belakang namun keduaya saling melengkapi. Apabila terdapat tarik menarik yang kuat antara nurani dan hawa nafsu, maka manusia kencerung terjerumus kedalam kebimbangan. Namun Allah swt telah menciptakan akal sebagai hakim atas pertentangan tersebut. Menimbang kesempurnaan tersebut maka Allah swt menitahkan kepada manusia sebagai pemimpin (khalifah) dimuka bumi ini guna mengelola dan mengatur keseimbangan antar elemen di bumi.
Pada perjalanannya, menusia senantiasa menghadapi godaan
syaitan yang bertugas menjerumuskan manusia kedalam kesesatan. Tanpa memiliki bekal
iman, takwa dan pengetahuan, niscaya manusia akan mudah terjerat oleh bujuk
rayu syaitan. Bagaimanakah mengenal bujukan syaitan tersebut? Mungkin kita
pernah mengalami dalam dada kita seolah ada bisikan-bisikan untuk melakukan
kesenangan yang menabrak aturan, khususnya norma agama. Bisikan untuk minum
alkohol pada saat kita memiliki permasalahan. Ataupun bisikan untuk
menyalahgunakan wewenang untuk mencuri uang yang bukan menjadi hak kita.
Syaitan menjadikan kemaksiatan tersebut seolah-olah indah dan mudah. Namun sebelum
meng-iyakan bisikan tersebut, tentu hati nurani kita akan menentangnya. Semakin
tebal keimanan dan luas wawasan pengetahuan agama maka semakin kuat penentangan
terhadap kemaksiaan sehingga kita terhindar dari kemaksiatan. Perlu diketahui
bahwa segala bentuk kemaksiatan akan berujung kerugian baik kepada kita maupun orang
lain di sekitar lingkungan kita. Alhasil, umumnya kemaksiatan berujung
penyesalan.
Jika dunia ini merupakan terminal kehidupan, lalu
bagaimana caranya agar kita sampai ke tujuan dengan selamat. Para alim ulama menasehatkan
untuk menjaga kesucian hati. Hati yang suci akan membuat akal semakin sehat dan
tercermin kedalam perilaku keseharian kita mencerminkan kesucian tersebut. Hati
yang bersih akan menhindarkan kita perbuatan iri, dengki, angkuh, loba. Alhasil
hidup akan tenang dan lingkungan sekitar kita akan damai tenteram. Tak cukup
sampai disitu, alim ulama memwasiatkan agar kita menjaga kesucian hati melalui
mengingat Allah swt dalam setiap waktu dan kesempatan. Hendaknya, kalimat
taawuds yang bermakna “Aku berlindung
dari godaan setan yang terkutuk’ perlu dibaca setiap saat setiap waktu.
Kalimat taawuds tersebut merupakan ikhtiar manusia untuk mencari perlindungan
Allah swt agar terhindar dari godaan setan dan diberikan kesucian hati. Allah
swt dalam firmannya dalam QS.114 An-Nas ayat 1-4, memerintahkan manusia untuk mencari
perlindungan kepada Allah swt dari godaan setan yang senantiasa membisikkan kejahatan kedalam dada manusia. Setan baik dari
golongan jin dan manusia akan senantiasa mengajak manusia untuk mengotori
hatinya agar manusia menjadi sesat dan mudah berbuat maksiat sehingga manusia
menjadi salah jalan serta tidak mampu sampai ketujuannya dengan selamat. Kesucian
hati perlu dijaga dengn cara mengingat Allah swt agar Allah swt memberikan
perlindungan dan kesalamatan dunia akhirat. Amin
0 comments:
Post a Comment