Kingdom
: Plantae
Clade
: Angiosperms
Clade
: Magnoliids
Order
: Laurales
Family
: Lauraceae
Genus
: Litsea
Species
: Litsea cubeba
Nama daerah : Kilemo (L.cubeba L. Person) merupakan tanaman pegunungan dari marga Lauraceae yang dikenal dengan sebutan “Mountain pepper” atau “Lada Gunung”. Ada beberapa nama daerah dari jenis ini yaitu kilemo (Sunda), krangean (Jawa), antarasa (Batak Toba), Apokayan (Malinau, Kalimantan Timur) (Heyne, 1987; Prosea, 1999; http://www. fao. org/ docrep/ v5350e.htm).
Sebaran :
Jenis tanaman ini tersebar secara alami mulai dari Himalaya timur sampai Asia
bagian tenggara, Cina bagian selatan dan Taiwan (Prosea, 1999). Di Indonesia,
tanaman kilemo tumbuh liar di daerah pegunungan di Jawa dan Sumatera pada
ketinggian 700 hingga 2300 m di atas permukaan laut (Heyne, 1987) selain itu
terdapat juga di Kalimantan Timur pada ketinggian 400-600 m dpl (Prosea, 1999).
Pohon kilemo umumnya hidup di tempat-tempat terbuka (Gardner et al., 2000).
Hasil survey di Provinsi Sumatera Utara menunjukkan bahwa jenis ini dijumpai di
4 hutan sekunder di tempat terbuka atau di ladang-ladang masyarakat di pinggir
hutan. Selain itu ditemukan juga walaupun sangat jarang pada hutan primer di
bagian pinggir atau bagian atas hutan yang agak terbuka pada ketinggian
1.000-1.300 m dpl (Ali, 2008).
Habitat :
Tumbuhan kilemo berupa perdu atau pohon kecil dengan tinggi 5-12 m dan diameter
antara 6-20 cm. Batang tegak berkayu, bulat, dengan percabangan simpodial
(http://www. fao. org/ docrep/ v5350e.htm). Ngernyuang et al. (2007) melaporkan
bahwa tinggi pohon kilemo di Northern Thailand berkisar 15 – 20 m, sedangkan
tinggi pohon kilemo yang berada di kawasan hutan lindung Dusun Sibodiala, Desa
Silalahi Pagar Batu, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba Samosir (Tobasa) sebesar
14,6 m ± 3,1 dengan diameter batang sebesar 11,23 cm ± 3,4 dan lebar tajuk
sebesar 6,4 m ± 1,9 (Putri et al., 2010). Rata-rata tinggi pohon kilemo di Aek
Na Uli adalah 15,4 ± 4,6 m dengan diameter pohon mencapai 19 ± 9,4 cm (Putri et
al., 2011).
Musim berbunga: Kilemo merupakan jenis tanaman yang
berbunga sepanjang tahun (Prosea, 1999), namun mempunyai masa berbuah terbanyak
pada bulan Juli hingga akhir Agustus. Musim berbuah biasanya berbeda untuk di
beberapa lokasi seperti di wilayah Ciwidey - Jawa Barat yang diketahui bahwa
musim berbuah terjadi pada bulan Januari – Februari.
Buah : Buah kilemo berbentuk bulat
berwarna hijau berukuran kecil berbentuk berry, bijinya menyerupai biji merica
dengan ciri masak fisiologis buah berwarna hitam. Untuk mendapatkan benih, buah
diekstraksi dengan cara menggosok buah dengan pasir secara perlahan sampai
daging buahnya terlepas, kemudian dicuci bersih. Satu kg benih terdiri dari
76.161 butir. Pohon kilemo menghasilkan buah yang tergolong tipe buah
berdaging. Untuk mendapatkan benih/biji kilemo, maka dilakukan proses
perendaman buah selama 24 jam kemudian menggosok-gosokkan buah pada permukaan
yang agak kasar hingga kulit buah terpisah dari biji. Ukuran diameter dan
panjang buah L. cubeba adalah 6,7 ± 0,22 mm dan 7,7 ± 0,32 mm dengan berat buah
0,194 gram (Ngernyuang).
Produksi Buah Umumnya produksi buah
akan mencapai puncaknya setelah pohon mencapai umur kira-kira setengah daur
hidupnya. Untuk jenis kilemo belum diketahui umur pohon yang mampu menghasilkan
buah terbaik dari segi potensi buahnya maupun kualitas minyak yang
dihasilkannya. Ali (2008) melaporkan bahwa potensi produksi buah kilemo dari
pohon berdiameter 8 cm sekitar 2,1 kg/pohon dengan jumlah buah per-kg mencapai
10.000-12.000 buah. Sedangkan di kawasan hutan alam Aek Na Uli, rata-rata
produksi buah kilemo yang dihasilkan dari pohon berdiameter 15 – 25 cm mencapai
3,08 ± 2,89 kg dan dari pohon berdiameter 35 – 45 cm sebanyak 13,98 ± 8,74 kg
(Putri et al., 2011)
Manfaat : Minyak Atsiri Sebagian besar komponen dari pohon
lemo dapat menghasilkan minyak atsiri, tetapi yang paling banyak kandungannya
pada bagian daun dan kulit pohon. Jenis ini merupakan sumber sitral yang
berkualitas dan merupakan pesaing utama minyak lemongrass. Untuk mendapatkan
minyak atsiri dari litsea cubeba dapat melalui penyulingan dengan cara rebus,
kukus dan cara uap langsung (steam), dimana hasil kualitas minyak atsirinya
sangat dipengaruhi oleh iklim, tipe tanah, penanganan bahan, cara penyulingan
dan penyimpanan, juga dipengaruhi oleh jenis dan varietas tumbuhan.
Mutu dan minyak atsiri biasanya
ditetapkan dalam bentuk dan sifat fisikokimia dan organoleptik dengan
parameternya : bobot jenis, indeks bias, putaran optik, kelarutan dalam
alkohol, bilangan asam dan bilangan ester. Potensi Minyak Atsiri Sebagian besar
komponen dari pohon lemo dapat menghasilkan minyak atsiri, tetapi yang paling
banyak kandungannya pada bagian daun dan kulit pohon. Jenis ini merupakan
sumber sitral yang berkualitas dan merupakan pesaing utama minyak lemongrass.
Untuk mendapatkan minyak atsiri dari litsea cubeba dapat melalui penyulingan
dengan cara rebus, kukus dan cara uap langsung (steam), dimana hasil kualitas
minyak atsirinya sangat dipengaruhi oleh iklim, tipe tanah, penanganan bahan,
cara penyulingan dan penyimpanan, juga dipengaruhi oleh jenis dan varietas
tumbuhan. Mutu dan minyak atsiri biasanya ditetapkan dalam bentuk dan sifat
fisikokimia dan organoleptik dengan parameternya : bobot jenis, indeks bias,
putaran optik, kelarutan dalam alkohol, bilangan asam dan bilangan ester.
Tata Niaga Produk Kulit
Kayu Kilemo : Hasil temuan dilapangan menunjukkan bahwa
tanaman langka ini dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat terutama di Jawa
Barat, dengan mengambil bagian kulit batang dan mengeringkannya untuk digunakan
sebagai aroma/pengharum untuk campuran jamu tradisional. Dengan demikian
penurunan potensi tegakan alam kilemo saat ini dapat juga
menggambarkan/indikasi permintaan akan bahan baku kulit kilemo yang cukup
tinggi. Artinya informasi pasar dan kemungkinan peluang pasar yang positif
dapat ditingkatkan namun dengan adanya pengendalikan pemanfaatan tegakan kilemo
oleh masyarakat melalui rantai tata niaga yang jelas. Berdasarkan hasil
penelitian Sylviani dan Sundari (2010) diperoleh hasil bahwa banyak saluran
distribusi yang digunakan petani dan lembaga pemasaran dalam tataniaga tumbuhan
kilemo (kulit). Distribusi kulit batang kilemo dari hulu/masyarakat hingga ke
hilir/konsumen akhir ada yang dilakukan langsung/pendek hanya melalui satu
pedagang pengumpul, tapi ada pemasaran kulit kilemo melalui beberapa pedagang
pengumpul/panjang (Tati et.all, 2012)
Sumber bacaan :
Muryanto Paiman, 2021, Kilemo (Litsea Cubeba) As Snake Repellent Plant, One of Native Edible
Plant From Indonesia, < https://legionbotanica.com/snake-repellent-plant/.html>
Tati Rostiwati dan Kurniawati Purwaka
Putri, 2012, Review Status Litbang
Tanaman Kilemo (litsea cubeba l. person) di Indonesia, Seminar Nasional
POKJANAS TOI XLII: “Penggalian, Pelestarian, Pemanfaatan dan
Pengembangan Tumbuhan Obat
Indonesia untuk Peningkatan
Kesejahteraan Masyarakat” tanggal 15-16 Mei 2012 di Cimahi, Bandung
0 comments:
Post a Comment