Tuesday, 12 April 2016

MENUMBUHKAN MINAT BACA PADA ANAK

       
Photo credit to: perpusda.cirebonkab.go.id
Budaya lihat dan dengar yang mengakar pada masyarakat merupakan dampak lemahnya pembinaan minat baca sejak usia dini. Maraknya tayangan TV yang memuat adegan kekerasan menjadi "suguhan" tidak sehat bagi anak-anak Tayangan kartun, Tom & Jerry,  maupun tayangan action, Smack Down, dapat  berpengaruh pada perkembangan mental dan emosi anak. Sikap anak yang mulai suka melakukan tindakan kekerasan disebabkan anak melihat dan menirukan adegan kekerasan pada tayangan TV. Perkembangan kognitif anak usia 3-6 tahun menunjukkan bahwa ukuran kapasitas dan fungsi khusus otak anak tumbuh, kemampuannya untuk mengingat banyak hal dengan lebih detail untuk waktu yang lebih lama.
            Tanggungjawab orang tua adalah melindungi putera-puterinya dari segala hal yang berpotensi mengganggu perkembangan fisik dan psikisnya. Orang tua dapat mengurangi ketergantungan anak terhadap TV dengan meluangkan waktu beraktifitas bersama anak. Kegiatan olah raga, menggambar rekreasi atau membaca bersama dapat menjadi alternatif pilihan aktivitas anak. Orang tua hendaknya mengenalkan kegiatan membaca dalam kontek "mengenalkan huruf" kepada putra-putrinya. Sebab Islam mengajarkan bahwa kunci ilmu pengetahuan adalah membaca. Sebagaimana firman Allah Swt dalam QS.Al'Alaq ayat 1 yakni pada lafadz Iqro atau " Bacalah ".  Allah Swt mengajarkan pengetahuan kepada manusia melalui Kalam. Esensi kegiatan membaca adalah menyerap manfaat dari materi yang dibaca. Membaca dan menulis merupakan salah satu bentuk interaksi pada proses belajar.
            Kegiatan membaca mempunyai beragam manfaat. Orang yang terbiasa membaca buku dapat terhindar dari kerusakan otak dimasa tua. Selain itu, kegiatan membaca mampu merangsang pertumbuhan sel-sel baru jaringan otak pada masa pertumbuhan. Hal ini berdasar riset terakhir tentang otak. Membaca dapat menambah kata-kata dan pengetahuan akan ragam ungkapan kreatif, membaca dapat pula memicu imajinasi dan kreatifitas anak.
            Sering kali orang tua kebingungan menemukan cara untuk menumbuhkan minat baca pada anak. Sebab orang tua belum sepenuhnya memahami fase-fase perkembangan anak-anak sehingga usaha mereka menumbuhkan minat baca tidak berjalan secara efektif. Dan makalah ini membahas tentang aspek psikologis anak kaitannya dengan menumbuhkan minat baca.

A. Mengenal ciri-ciri perkembangan anak usia tiga sampai enam tahun.
            Papalia dan Odd ( 1987 ) membagi masa kanak-kanak dalam lima tahap:
1.      Masa Prenatal, yaitu : diawali dari masa konsepsi sampai masa lahir.
2.      Masa Bayi dan Tatih, yaitu : saat usia 18 bulan pertama kehidupan merupakan masa bayi. Dan selepas 18 bulan, bayi mulai belajar berjalan dan dinamakan sebagai masa tatih.
3.      Masa kanak-kanak pertama, yaitu : rentang usia 3-6 tahun, masa ini dikenal dengan masa pra-sekolah.
4.      Masa kanak-kanak kedua, yaitu : rentang usia 6-12 tahun yang dikenal sebagai masa sekolah.
5.      Masa Remaja, yaitu : rentang usia 12- 18 tahun. Saat anak mencari identitas dirinya dan banyak menghabiskan waktunya dengan teman sebayanya serta berupaya lepas dari kungkungan orang tua-nya.
            Masa kanak-kanak pertama, yaitu rentang usia 3-6 tahun memegang peran penting diantara lima tahap tersebut diatas. Masa tersebut disebut juga masa pertumbuhan dan masa pembelajaran. Sebab pada usia tersebut, anak-anak mengalami perkembangan kemampuan fisik, mental dan intelektual yang signifikan. Sehingga masa tersebut merupakan waktu yang baik untuk menanamkan nilai-nilai ataupun pengetahuan. Namun metode yang digunakan hendaknya menggunakan pendekatan yang non-formal ( tidak mengacu pada kurikulum) karena rentang usia tersebut anak-anak masih menikmati masa bermain. Idealnya,  pendekatan dilakukan melalui pengenalan obyek tiga dimensi, semisal : puzzle. Hal tersebut mengacu pada hasil penelitian Sue Moskowitz dalam Reni Akbar-Hawadi ( 2001) terhadap sejumlah anak yang diajar membaca pada waktu dini menunjukkan bahwa anak-anak tersebut tidak mampu mempertahankan kelebihan-kelebihan yang mereka peroleh dari teman sekelasnya yang tidak dapat membaca sebelum cukup umur.

B. Ciri-ciri perkembangan anak usia 3-6 tahun.
            Ada tiga ciri yang menandai perkembangan anak-anak pada usia 3-6 tahun. Ketiganya meliputi :
1.      Perkembangan Fisik                : Pada rentang ini, anak-anak mengalami perkembangan yang meliputi : tinggi dan berat badan yang bertambah, otot-otot yang semakin kuat, tanggalnya gigi susu dan berganti dengan gigi tetap. Serta kapasitas otak yang berkembang menjadi 75 % berat orang dewasa.
2.      Perkembangan motorik           : Keterampilan motorik, semisal : berjalan, berlari maupun aktivitas koordinasi antar organ tubuh mengalami perkembangan pesat pada rentang usia ini. Kemampuan keseimbangan anak untuk mencoba berbagai kegiatan dengan keyakinan turut mengalami perkembangan. Sehingga mereka dapat memanipulasi objek-objek kecil.
3.      Perkembangan intelektual       : Rasa ingin tahu yang besar terlihat pada usia 3-6 tahun. Ada dorongan pada anak untuk mengeksplorasi dan belajar hal-hal yang baru. Oleh sebab itu maka dikenal istilah Questioning Age. Sebab pada usia 3 tahun, anak mulai banyak bertanya dan mencapai puncaknya pada usia 6 tahun.

C. Memupuk minat baca pada anak.
            Perkembangan motorik yang pesat pada usia 3-6 tahun merupakan faktor yang signifikan untuk anak belajar  membaca, mengenal macam-macam bentuk dan huruf. Pada fase ini dikenal istilah Semiotics Function yakni: kemampuan anak usia 2-4 tahun dalam membuat dan mengenali simbol atau objek yang ada. Disarankan pada anak usia 3 tahun, dilakukan usaha pemenuhan rasa keingintahuan dan memenuhi hasrat penjelajahannya akan lingkungan sekitarnya dengan memberikan rangsangan. Bentuk rangsangan berupa ketersediaan alat bantu pembelajaran dan mentoring. Alat bantu pembelajaran dapat dibuat sendiri dari benda-benda disekeliling kita. Kita dapat menggunting gambar-gambar yang menarik pada majalah bekas lalu menempelkannya pada kertas kosong serta memberikan nama pada gambar tersebut. Sedangkan mentoring berlangsung dengan memberikan instruksi atau informasi awal tentang makna gambar tersebut dan memandu anak agar dapat memahami benda yang dimaksud. Mentoring dilakukan berulang-ulang untuk melatih fungsi memori pada anak.
            Namun proses diatas merupakan salah satu aspek saja dari kegiatan membaca. Seyogyanya, kegiatan membaca diajarkan secara komprehensif agar mendapatkan hasil yang  maksimal. Secara teoritis, kegiatan membaca menurut Budiharti (1983) mengutip pendapat Gray (dalam Dalman, 1974) menyebutkan beberapa komponen membaca, yaitu:
1.      Pengenalan kata-kata            : kegiatan ini menekankan pada pengenalan persamaan antara apa yang diucapkan dan apa yang ditulis sebagai simbol, istilahnya decoding.
2.      Pengertian                             : Selain mengenali simbol dan dapat mengucapkan, dalam membaca yang  terpenting adalah mengerti apa yang dibaca.
3.      Reaksi                                   : Diharapkan  ada reaksi terhadap yang dibaca.
4.      Penggabungan                       : Asimilasi ide-ide yang dihadapkan dari mereka dengan pengalaman si pembaca dimasa lalu.
Perlu diperhatikan pula bahwa untuk menarik perhatian anak agar menaruh perhatian  dan penghargaan terhadap buku maka pada masa kanak-kanak awal  ini, anak dilatih tentang bagaimana cara memegang buku, membuka halaman, mengenal gambar dan mengembalikan buku pada tempatnya. ( Pakasi, 1990 dalam Budiharti, 1983).
 Tetapi penerapan teori tersebut tidaklah semudah membalikkan tangan. Sebab anak-anak cenderung melakukan penolakan terhadap hal-hal yang bersifat baku dan intruksional. Untuk mengatasinya maka para orang tua hendaknya merujuk pada metode Hooper. Mengutip Hooper " Pekerjaan anak-anak adalah bermain. Anak-anak belajar dari segala kegiatan yang mereka lakukan ”. Apa pun yang ingin kita berikan dan menurut kita penting untuk dipelajari oleh anak-anak kita termasuk usaha kita untuk mengenalkan buku dan cara membacanya harus disampaikan dalam konteks bermain. Ada enam langkah untuk menumbuhkan minat baca pada anak yang patut disimak:
1. Pertama         :
Pilihlah bahan bacaan yang menarik bagi anak anda dan bacakanlah cerita tiap hari mengenai apa yang ingin disampaikan buku tersebut. Orang tua dapat memilihkan buku cerita bergambar yang bercerita tentang kisah-kisah religi, fabel ataupun pengetahuan. Sehingga sejak kecil secara tidak langsung mereka mengenal lingkungan sekitarnya.
2.Kedua :
Mencoba menghubungkan indra dengan aktivitas membaca. Jika bayi anda bisa melihat menyentuh, merasakan serta mendengarkan dan melihat kata maka dia pun sudah bisa melakukan aktivitas membaca. Misalnya: berikanlah sebuah jeruk pada anak anda. Mintalah dia untuk menyentuh, merasakan, membaui dan memakannya. Lalu, namai sesuatu yang baru dimakannya dengan mengeja J-E-R-U-K dan ajak putera anda untuk melakukannya berulang-ulang. Maka anak anda akan merekam semua itu. Dan  dia telah melakukan aktivitas membaca.
3.Ketiga :
Membantu anak anda menamai benda yang bisa dia lihat. Sesekali ajak anak anda melakukan tadabbur alam ke kebun binatang. Biarkan anak anda mengenali benda sekeliling yang dianggap menarik baginya.Apabila dia telah terfokus pada suatu benda dan dia kesulitan mengidentifikasinya, Bantulah dia menemukan padanan nama yang sesuai terhadap benda tersebut.


4. Keempat        :
            Memberikan nama kepada apa saja yang dapat dilakukan oleh anak. Semisal: Jika anak anda sedang menggambar namun dia tidak mengetahui nama aktivitas yang dia lakukan, Maka ambillah selembar kertas, gambar posisi dia sedang menggambar dan tulislah aktivitas yang sedang dia lakukan.Beritahu dia tentang aktivitasnya berdasarkan gambar tersebut dan biarkan dia untuk menyimpan informasi tersebut.
5.Kelima          :
Mengenalkan kegiatan membaca dengan permainan fonetik.Buatlah kotak yang berisi nama benda dan padanan kata pada beberapa bahasa.Namun hendaknya struktur nama         benda tersebut sederhana dan dengan kombinasi huruf vokal yang pendek. Ajaklah putera anda untuk bermain tebakan dengan kotak yang telah anda buat tadi.
6. Keenam       :
Mengajak anak anda bermain menggunakan kata kunci. Permainan ini menggunakan 450 kata yang sering digunakan dan 3 set kartu yang berisi unsur kata tersebut. Orang      tua menunjukkan satu yang tebal dan anak-anak mencoba menemukan pasangan kata diantara kartu mereka. Anak yang dapat menyelesaikan permainan tersebut maka dialah pemenangnya.
           
Menumbuhkan minat baca pada anak merupakan pekerjaan menantang. Kita dituntut memahami fase perkembangan anak untuk menentukan metode apa yang cocok bagi mereka untuk menyukai aktivitas baca. Dan fase yang paling optimal ialah pada rentang usia 3-6 tahun karena aktivitas motorik dan intelejensia anak mengalami perkembangan yang signifikan. Metode bermain merupakan pendekatan ideal bagi rentang usia tersebut.
Selain itu, kegiatan membaca dapat dikenalkan melalui mendongeng  sebab merupakan cara yang efektif untuk menumbuhkan minat baca pada anak. Selain itu, mendongeng dapat membentuk kedekatan emosional antara orang tua dan anak. Anak  merasa dicintai karena orang tua mau meluangkan waktu untuk menemani dan berbagi cerita dengan mereka. Dengan tumbuhnya minat baca sejak usia dini diharapkan akan muncul generasi penerus yang berkualitas, berwawasan luas dan berakhlul karimah. Setelah membaca artikel ini tergerakkah anda sebagai orang tua untuk membentuk generasi yang berkualitas? Tunggu apa lagi, Pergilah perpustakaan, pinjam setumpuk buku dan mulailah membaca bersama anak anda. Sekian.

 Daftar Pustaka.
  Akbar-Hawadi, Reni. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Gramedia, 2001.




0 comments: