Friday, 1 December 2017

AGLC video animasi behind scene

Dear sobat pustaka, 
Setelah sekian lama vakum dari aktivitas tulis menulis di blog, ijinkanlah saya berbagi sekelumit pengalaman pribadi selama menimba ilmu di negara Kanguru. Kali ini,  saya hendak bercerita tentang pengalaman magang di perpustakaan salah satu universitas tehnik ternama di Adelaide, South Australia.
Pada medio Juli 2016, saya berkesempatan magang di UniSA Lib kampus City West. Saya mendapatkan sebuah project untuk membuat video tutorial animasi sebagai media pendidikan literasi bagi mahasiswa tingkat 1 Fakultas Hukum UniSA. Tentunya saya tidak sendirian mengerjakan project tersebut. Beruntung, saya memiliki teammate yang dapat dihandalkan dan dia bernama Maryam, seorang mahasiswa internasional asal Oman. Well, kembali ke awal mula project tersebut.  Pada hari yang telah ditentukan, saya bangun lebih pagi dan bergegas berangkat dari flat ke perpustakaan lebih awal agar tidak telat datang. Walaupun jalanan dan transportasi publik di Adelaide relatif aman dari kemacetan dan nyaman, tapi saya tidak mau mengecewakan Ms Pam selaku project leadear yang telah mengagendakan sebuah briefing penting pagi itu. Asal tahu saja, jam karet adalah hal tabu dalam 'Western Culture'. Jadi saya harus datang 'tepat waktu'.
'Brrrr'...sapuan angin pagi yang menerpa wajah saya, cukup membuat ku terjaga dari rasa kantuk begitu keluar dari pintu bus G10. Lalu, aku berjalan dengan tergopoh-gopoh guna melawan rasa dinginnya musim winter yang cukup menusuk tulang. Tak kurang 5 menit berjalan dari halte bus maka sampailah aku didepan pintu gerbang perpustakaan UniSA City West. Ketika aku coba naik ke lantai 7, namun kartu aksesku ditolak. Selanjutnya, aku bergegas menuju ke pos security dan ku kemukakan hajatku ke petugas keamanan. Akhirnya, aku mendapat akses ke lantai tersebut setelah petugas tersebut menghubungi Ms. Pam. Begitu keluar dari pintu lift, seorang wanita paruh baya dengan busana kantor yang 'chic' menyapa dengan hangat. Sapaan yang hangat tersebut mencairkan rasa canggungku.
Pertemuan awal begitu penting karena Ms Pam menjelaskan berbagai hal terkait project tersebut. Mulai latar belakang pembuatan video animasi, kontak person anggota tim yang terlibat, spesifikasi produk bahkan standar evakuasi ketika kondisi darurat pun dijelaskan secara runtut. Well, I appreciate that. Garis besarnya, aku dan Maryam dituntut untuk bikin sebuah video animasi yang interaktif berdurasi tidak lebih dari 3 menit, informasinya singkat padat dan jelas. Selanjutnya, video tersebut dapat di share di media sosial. Hal tersulit adalah bagaimana mengemas informasi tentang tata cara sitiran Australian Guide To Legal Citation 3 Edition menjadi informasi yang ringan, menyenangkan dan mengesankan. Ms Pam memberikan beberapa jilid AGLC yang tebelnya minta ampyuun. OMG batinku berteriak dan 'beberapa detik' otakku sempet blackout karena pengaruh sindrom inferior complex. Untungnya, aku mengambil alih keadaan.
Sobat pustaka, bekerja dilingkungan kerja internasional merupakan hal baru bagiku. Perlu diketahui tantanganya adalah komunikasi antar budaya (language barries), budaya kerja (adat timut vs adat barat), kompetensi teknis. Nah mengatasi tantangan tersebut, aku ngajak dialog intensif dengan Maryam. kami coba mengenali potensi diri dan mengelaborasi ide. Beruntung, kami berdua saling terbuka dengan ide baru dan saling berkomitmen untuk menyelesaikan projet tepat waktu. Rencananya, video akan dilaunch pada tanggal 31 Oktober 2016. Berdasarkan diskusi yang kami lakukan, aku mengambil peran sebagi copy writer dan Maryam sebagai video designer. Kami berdua memutuskan video animasi softwarenya 'Powtoon'. Pertimbangannya adalah tersedia versi gratis dan mudah digunakan. Kami berdua menikmati proses pembuatan video animasi tersebut dan tak terasa 13 minggu berlalu dengan cepat.
Eng..ing..eng...Hari yang ditentukan untuk launching video telah tiba. Ms Pam telah mengorganisir sebuah pertemuan internal yang dihadiri oleh Kepala perpustakaan UniSA beserta para stafnya serta Dean of Law Faculty beserta para dosennya. Sempet 'nervous bingits' (meminjam istilah kidz jaman now) menghadiri forum tersebut. Untungnya, Maryam berhasil meyakinkan bahwa 'What we did is the best video we make'. Akhirnya video diputar menit demi menit berlalu dan aku coba sapukan pandanganku ke wajah para audience. Terlihat wajah-wajah yang begitu menikmati. Dipenghujung forum, terdapat satu kalimat yang membuat hatiku membuncah, yakni: 'well done team'.
Well sobat pustaka, pelajaran dari kisahku selama bekerja dilingkungan internasional adalah:
1. Disiplin waktu.
2. Hormati dan hargai budaya orang lain.
3. Terbuka dengan hal yang baru.
Terakhir dan terpenting adalah komitmen antar anggota tim. Sekian dulu yach sobat. Nti kita sambung lagi cerita lain. Semoga menginspirasi. Salam.