Friday, 27 March 2020

Catatan Work From Home

Bekerja di rumah atau istilah kerennya Work From Home (WFH) telah efektif diberlakukan sejak 23 Maret 2020 pada instansi pemerintahan dan beberapa instansi swasta. Kebijakan tersebut diambil dalam rangka melokalisir penyebarluasan virus Covit-19. Secara umum, kebijakan tersebut menuai respon positif dan setelah berjalan hampir 1 pekan, ternyata WFH tidak semudah dibayangkan. Menurut subjektivitas penulis, WFH membutuhkan kesiapan mental, fisik dan fisik agar bekerja bisa aman, nyaman dan menyenangkan.

Sebagaimana kita ketahui bahwa fungsi dan peruntukan rumah sebagai tempat berteduh dan beristirahat. Pada umumnya, tata ruang rumah didesain untuk area privat. Sedangkan kantor memang didesain untuk aktivitas berkelompok dan didesain sebagai area publik. Nah, masalah datang ketika pegawai dituntut melakukan aktivitas publik (kantor) di ruang privat (rumah). Tentu akan muncul distraksi/gangguan. Artikel ini mencatat beberapa gangguan yang muncul dan antisipasinya saat aktivitas WFH. Simak ya.

01. Distraksi fisik : walaupun WFH meniadakan waktu perjalanan menuju kantor, namun WFH cukup melelahkan karena sarana prasarana dirumah tidak se-ergonomis fasilitas di kantor. Coba bayangkan, duduk selonjoran dari pukul 08 sampai 16 dihadapan laptop 10 inchi. Tentu akan membuat mati rasa kaki, pedih mata dan pegel linu tangan. Kondisi tersebut tidak bisa dihindari karena furniture dirumah memang didesain untuk bersantai dan bukan untuk bekerja. Nah jika rasa lelah mendera maka disarankan untuk istirahat sejenak. Penuhi nutrisi tubuh dengan makanan bergizi dan vitamin. 

02. Distraksi finansial
WFH membawa konsekuensi melonjak nya tagihan listrik dan menggendutnya tagihan kuota internet. Konsep WFH adalah tetap produktif dirumah tanpa kehilangan komunikasi dengan atasan. Pekerjaan tetap diselesaikan walaupun terpisah ruang dan fisik. Bukankah mengoperasikan komputer atau laptop juga butuh daya listrik? Terus beli kuota internet juga masih pake duit kan. Walopun WFH berkonsekuensi pengeluaran extra, namun the show muat go on.
Antisipasinya, pilih paket data yang gendut dan pahe. Okelah, untuk komunikasi dengan atasan terkait pekerjaan bisa dilakukan selama jam kerja. Sedangkan untuk menyerahkan hasil pekerjaan dengan cara upload file pekerjaan (apalagi berkapasitas besar) dilakukan di low hours antara jam 01-05 pagi (Sekalian ibadah sunah tahajud Bray)

03.Distraksi mental : bekerja dirumah memang menyenangkan namun lebih nyaman bekerja di kantor lebih nyaman. Mengapa? Pada saat bekerja dirumah kudu siap mental dan tahan emosi ketika rebutan handphone dengan anak. Maksudnya, orang tuanya hendak menggunakan handphone dengan atasan/koleganya, Eeh si anak minjem handphone untuk liat YouTube ato main game. Nah pada kondisi inilah, dibutuhkan kesabaran, kedewasaan dan kejernihan berpikir. Bisa juga buat komitmen dengan anggota keluarga agar masing masing keinginan dapat terakomodir dan terlaksana dengan baik.

Dipenghujung tulisan, bagaimanapun juga WFH patut direspon dengan positif karena tujuannya mulia untuk memutus rantai penyebaran Covit-19 dan memupuk kekompakan antar anggota keluarga yang selama ini (mungkin) hanya bertemu di jam sarapan pagi dan menjelang tidur malam. Munculnya distraksi hanyalah bumbu-bumbu penyedap saja. Bukankah tanpa bumbu, rasa masakan akan hambar?. Poin pentingnya adalah tetep jaga kondisi tubuh, jaga komunikasi, komitmen dengan tanggung jawab dan kreatif dalam menyiasati keterbatasan. Semoga bermanfaat. Salam sukses. (RAH)

0 comments: