Menjelang abad ke-21,
beban bumi semakin berat. Populasi manusia yang hampir mencapai 7 milyar, tentu
membutuhkan daya dukung lingkungan yang memadai. Namun kenyataannya, daya dukung
tersebut semakin mengalami kemerosotan akibat : bertambahnya volume sampah dan bertambahnya polusi (udara, air dan tanah); terjadinya bencana
kemanusiaan (perang, kekeringan, kelaparan); Pemanfaatan alam tidak bertanggung
jawab (illegal logging, deforestation); Perubahan iklim. Sementara daya pemulihan alamiah membutuhkan
waktu berproses. Laju kerusakan yang ditimbulkan oleh manusia tidak
sebanding dengan laju pemulihan alamiah sehingga menyebabkan ketidakseimbangan
ekologi bermuara kepada ‘Penurunan
kualitas hidup manusia dan Kerentanan ekologi’
Menyikapi hal tersebut
maka alangkah bijaknya jika manusia mulai berpikir untuk memulihkan keseimbangan
alam. ‘Melek terhadap isu-isu lingkungan’ diyakini akan menjadi ‘rem’ yang efektif
untuk menahan laju kerusakan lingkungan. Diklaim bahwa sebagian besar manusia
mengekploitasi sumberdaya tanpa memikirkan konsekuensinya secara komprehensif. Ecoliterasi merupakan suatu upaya memahami
daur kehidupan di alam dan mempergunakan prinsip-prinsip kelestarian dalam
menjaga kebersinambungan daur kehidupan tersebut. Istilah ekoliterasi dapat dimaknai
sebagai kemampuan memahami sistem
kehidupan dialam dan mempergunakan prinsip-prinsip kelestarian guna
meningkatkan kualitas hidup dan kebersinambungan daur kehidupan. Adalah Fritjof
Capra, seorang fisikawan berkebangsaan Austria, memperkenalkan
konsep Ecoliterasi pada tahun 1995 dan ekoliterasi bertujuan meningkatkan
kualitas hidup manusia seiring pemanfaatan sumberdaya alam secara lestari dan
berkesinambungan.
SIMAK juga Ekoliterasi: kontribusi Pustakawan dalam Menjaga Kelestarian Lingkungan Hidup
Program ekoliterasi menyasar pada perubahaan perilaku dan kebiasaan dari pola eksploitasi kepda pola pro-kelestarian lingkungan serta perubahan mindset dengan mengakses informasi yang ramah lingkungan. Perlu disadari bahwa pemikiran membutuhkan asupan nutrisi berupa informasi. Di era globalisasi ini, mengakses informasi perlu keberhati-hatian guna menghindari infomasi sampah terkait lingkungan. Salah satu wujud nyata program ekoliterasi yang ditawarkan adalah bimbingan penelusuran informasi dengan topic lingkungan hidup. Merujuk pada adaptasi penelusuran infomasi Ellis Model yang tersaji pada bagan dibawah ini:
SIMAK juga Ekoliterasi: kontribusi Pustakawan dalam Menjaga Kelestarian Lingkungan Hidup
Program ekoliterasi menyasar pada perubahaan perilaku dan kebiasaan dari pola eksploitasi kepda pola pro-kelestarian lingkungan serta perubahan mindset dengan mengakses informasi yang ramah lingkungan. Perlu disadari bahwa pemikiran membutuhkan asupan nutrisi berupa informasi. Di era globalisasi ini, mengakses informasi perlu keberhati-hatian guna menghindari infomasi sampah terkait lingkungan. Salah satu wujud nyata program ekoliterasi yang ditawarkan adalah bimbingan penelusuran informasi dengan topic lingkungan hidup. Merujuk pada adaptasi penelusuran infomasi Ellis Model yang tersaji pada bagan dibawah ini:
Pada umumnya para pencari informasi terkait topik lingkungan hidup mengalami kesulitasn pada proses verifikasi informasi. Ditengah maraknya Hoax maka pencari informasi akan kesulitan memverifikasi dan memvalidasi informasi yang sahih jika tanpa ada panduan. Metode CRAP dapat diacu pada proses verifikasi tersebut:
PEMANFAATAN SUMBER INFORMASI PERPUSTAKAAN BLI
Perpustakaan RI Ardi Koesoema merupakan lembaga
pengelola sumber informasi ilmiah di bidang kehutanan dan diresmikan sejak 2004.
Perpustakaan tersebut memiliki visi : “Menjadikan perpustakaan RI Ardi
Koesoema sebagai pusat informasi khususnya dibidang kehutanan guna mendukung
Badan Litbang Kehutanan sebagai lembaga penyedia IPTEK Kehutanan yang terkemuka
dalam mewujudkan pengelolaan sumberdaya hutan lestari bagi peningkatan
kesejahteraan amsyarakat’. Menganut system pengelolaan bersifat terbuka dengan jumlah koleksi
sebanyak 36.296 eksemplar (Jenis
Referensi, Buku Cetak, Jurnal Ilmiah, Majalah dan Laporan penelitian). Selain itu,
perpustakaan menyediakan sarana penelusuran berupa bibliografi dan Online
Public Acces Catalogue pada www.library.forda-mof.org .
Sumber-sumber informasi yang valid dan relevan terkait
lingkungan hidup dan kehutanan tersaji pada daftar berikut ini:
- Portal e journal BLI
- URL: http://ejournal.forda-mof.org/ejournal-litbang/
- E-book kehutanan BLI
- URL:https://www.forda-mof.org/content/publikasi
- Publikasi Puslit Hasil Hutan
- URL http://www.pustekolah.org/index.php/listdownload/31/petunjuk-teknis
- Publikasi Puslit Hutan
- URL: http://puslitbanghut.or.id/index.php/publikasi/
- Publikasi P3SEKPI
- URL: http://simlit.puspijak.org/Myfront/searchData
CATATAN AKHIR
Kelestarian dan kebersinambungan daur hidup di bumi ini tergantung dari
cara pandang dan cara bertindak manusianya. Ekoliterasi merupakan upaya menjaga
kebersinambungan daur hidup tersebut.
Aspek perilaku dan pemikiran perlu mengamalkan prinsip kelestarian dan kebersinambungan dengan mengasah ketrampilan ekoliterasi.
Pramuka sebagai generasi Milinial merupakan ‘communicator’ penting dalam menyebarluarkan konsep ekoliterasi kepada lingkungan keluarga dan masyarakat. Semoga bermanfaat. (RAH)
Aspek perilaku dan pemikiran perlu mengamalkan prinsip kelestarian dan kebersinambungan dengan mengasah ketrampilan ekoliterasi.
Pramuka sebagai generasi Milinial merupakan ‘communicator’ penting dalam menyebarluarkan konsep ekoliterasi kepada lingkungan keluarga dan masyarakat. Semoga bermanfaat. (RAH)
RUJUKAN
- 1Georgia. 2014.4 Minute Video That Will Change Your Life Forever ! Save The Environment ! Diakses tanggal 26 September 2019 < https://youtu.be/yV2EK2bMgwk?t=219>
- 2Collins, sa, terminology of ecology diakses tanggal 26 September 2019 <https://www.collinsdictionary.com/dictionary/english/ecology>
- 3 Collins, sa, terminology of literacy diakses tanggal 26 September 2019 https://www.collinsdictionary.com/dictionary/english/literacy
- 4 About us. Diakses tangga; 26 September 2019, <https://www.ecoliteracy.org/about>
- 5Infografis. Diakses tanggal 26 September 2019.<https://visual.ly/community/infographic/environment/make-earth-day-everyday>
- 6https://visual.ly/community/infographic/environment/make-earth-day-everyday
- 7CRAP test. Diakses tanggal 26 September 2019, https://blogs.agu.org/geoedtrek/2016/02/24/crap-test/
0 comments:
Post a Comment