Thursday, 26 March 2020

Ekoliterasi Dan Pemanfaatan Informasi Perpustakaan BLI Sebagai Sumber IPTEK Bagi Generasi Milinial


Menjelang abad ke-21, beban bumi semakin berat. Populasi manusia yang hampir mencapai 7 milyar, tentu membutuhkan daya dukung lingkungan yang memadai. Namun kenyataannya, daya dukung tersebut semakin mengalami kemerosotan akibat : bertambahnya volume sampah dan bertambahnya  polusi (udara, air dan tanah); terjadinya bencana kemanusiaan (perang, kekeringan, kelaparan); Pemanfaatan alam tidak bertanggung jawab (illegal logging, deforestation); Perubahan iklim. Sementara daya pemulihan alamiah membutuhkan waktu berproses. Laju kerusakan yang ditimbulkan oleh manusia tidak sebanding dengan laju pemulihan alamiah sehingga menyebabkan ketidakseimbangan ekologi bermuara kepada ‘Penurunan kualitas hidup manusia dan Kerentanan ekologi
Menyikapi hal tersebut maka alangkah bijaknya jika manusia mulai berpikir untuk memulihkan keseimbangan alam. ‘Melek terhadap isu-isu lingkungan’ diyakini akan menjadi ‘rem’ yang efektif untuk menahan laju kerusakan lingkungan. Diklaim bahwa sebagian besar manusia mengekploitasi sumberdaya tanpa memikirkan konsekuensinya secara komprehensif.  Ecoliterasi merupakan suatu upaya memahami daur kehidupan di alam dan mempergunakan prinsip-prinsip kelestarian dalam menjaga kebersinambungan daur kehidupan tersebut. Istilah ekoliterasi dapat dimaknai sebagai kemampuan memahami sistem kehidupan dialam dan mempergunakan prinsip-prinsip kelestarian guna meningkatkan kualitas hidup dan kebersinambungan daur kehidupan. Adalah Fritjof Capra, seorang fisikawan berkebangsaan Austria, memperkenalkan konsep Ecoliterasi pada tahun 1995 dan  ekoliterasi bertujuan meningkatkan kualitas hidup manusia seiring pemanfaatan sumberdaya alam secara lestari dan berkesinambungan.

SIMAK juga  Ekoliterasi: kontribusi Pustakawan dalam Menjaga Kelestarian Lingkungan Hidup

Program ekoliterasi menyasar pada perubahaan perilaku dan kebiasaan dari pola eksploitasi kepda pola pro-kelestarian lingkungan serta perubahan mindset dengan mengakses informasi yang ramah lingkungan. Perlu disadari bahwa pemikiran membutuhkan asupan nutrisi berupa informasi. Di era globalisasi ini, mengakses informasi perlu keberhati-hatian guna menghindari infomasi sampah terkait lingkungan. Salah satu wujud nyata program ekoliterasi yang ditawarkan adalah bimbingan penelusuran informasi dengan topic lingkungan hidup. Merujuk pada adaptasi penelusuran infomasi Ellis Model yang tersaji pada bagan dibawah ini:











Pada umumnya para pencari informasi terkait topik lingkungan hidup mengalami kesulitasn pada proses verifikasi informasi. Ditengah maraknya Hoax maka pencari informasi akan kesulitan memverifikasi dan memvalidasi informasi yang sahih jika tanpa ada panduan. Metode CRAP dapat diacu pada proses verifikasi tersebut:









PEMANFAATAN  SUMBER INFORMASI PERPUSTAKAAN BLI
Perpustakaan RI Ardi Koesoema merupakan lembaga pengelola sumber informasi ilmiah di bidang kehutanan dan diresmikan sejak 2004. Perpustakaan tersebut memiliki visi : “Menjadikan perpustakaan RI Ardi Koesoema sebagai pusat informasi khususnya dibidang kehutanan guna mendukung Badan Litbang Kehutanan sebagai lembaga penyedia IPTEK Kehutanan yang terkemuka dalam mewujudkan pengelolaan sumberdaya hutan lestari bagi peningkatan kesejahteraan amsyarakat’. Menganut system pengelolaan  bersifat terbuka dengan jumlah koleksi sebanyak  36.296 eksemplar (Jenis Referensi, Buku Cetak, Jurnal Ilmiah, Majalah dan Laporan penelitian). Selain itu, perpustakaan menyediakan sarana penelusuran berupa bibliografi dan Online Public Acces Catalogue pada www.library.forda-mof.org . Sumber-sumber informasi yang valid dan relevan terkait lingkungan hidup dan kehutanan tersaji pada daftar berikut ini:
CATATAN AKHIR
Kelestarian dan kebersinambungan daur hidup di bumi ini tergantung dari cara pandang dan cara bertindak manusianya. Ekoliterasi merupakan upaya menjaga kebersinambungan daur hidup tersebut.
Aspek perilaku dan pemikiran perlu mengamalkan prinsip kelestarian dan kebersinambungan dengan mengasah ketrampilan ekoliterasi.
Pramuka sebagai generasi Milinial merupakan ‘communicator’ penting dalam menyebarluarkan konsep ekoliterasi kepada lingkungan keluarga dan masyarakat. Semoga bermanfaat. (RAH)

RUJUKAN
  • 1Georgia. 2014.4 Minute Video That Will Change Your Life Forever ! Save The Environment ! Diakses tanggal 26 September 2019 < https://youtu.be/yV2EK2bMgwk?t=219>
  • 2Collins, sa, terminology of ecology diakses tanggal 26 September 2019 <https://www.collinsdictionary.com/dictionary/english/ecology>
  • 3 Collins, sa, terminology of literacy diakses tanggal 26 September 2019 https://www.collinsdictionary.com/dictionary/english/literacy
  • 4 About us. Diakses tangga; 26 September 2019, <https://www.ecoliteracy.org/about>
  • 5Infografis. Diakses tanggal 26 September 2019.<https://visual.ly/community/infographic/environment/make-earth-day-everyday>
  • 6https://visual.ly/community/infographic/environment/make-earth-day-everyday
  • 7CRAP test. Diakses tanggal 26 September 2019, https://blogs.agu.org/geoedtrek/2016/02/24/crap-test/

0 comments: