A. PENGANTAR
Perpustakaan merupakan tempat menghimpun sumber informasi. Beragam sumber informasi diorganisasikan, diolah dan disajikan sesuai
kebutuhan penggunanya. Pada umumnya, perpustakaan mengkoleksi buku sebagai
tulang punggung koleksinya. Seiring perkembangan teknologi maka hal tersebut
mengalami pergeseran. Menginjak abad ke-20, kolaborasi antara teknologi dan informasi membidani lahirnya elektronik book, elektronik journal,
elektronik newspaper. Menjamurnya sumber-sumber informasi tersebut
mengakibatkan terjadinya ledakan informasi. Majalah mengalami reposisi dan
memegang peranan vital sebagai dokumen primer. Zimar (1969) dalam Sulistyo
Basuki (2004) menyatakan bahwa: ”Majalah sebagai dokumen primer menjadi peletak
Revolusi Industri”. Majalah mempunyai frekuensi terbit yang cepat dan teratur
sehingga artikel yang dimuatnya selalu
mutakhir dan menjadi media komunikasi formal antar ilmuwan. Selain itu, majalah
telah menjadi ”arsip’ umum. Karena setelah majalah diterbitkan dan disimpan
dalam perpustakaan atau pusat dokumentasi maka majalah akan diakses oleh siapa
saja. Keunggulan yang dimiliki majalah tersebut yang menyebabkan intensitas
penerbitannya semakin tinggi dari tahun ke tahun. Bahkan fenomena tersebut
telah diramalkan sebelumnya oleh Derek Price dalam Sulistyo-Basuki (2004) yang
menyatakan bahwa: ” Pada tahun 2000 akan ada sekitar 1,000,000 judul majalah”.
Tingginya intensitas penerbitan majalah dari tahun ke tahun lambat laun
akan menimbulkan masalah. Jika majalah tidak dikelola
dengan baik maka dikhawatirkan koleksi tersebut tidak tertangani untuk diolah.
Sehingga substansi informasinya tidak termanfaatkan dengan baik. Maka
sepantasnya praktisi informasi khususnya pustakawan untuk membuat petunjuk
teknis pengelolaan majalah.
B. TUJUAN.
Penyusunan petunjuk teknis ini bertujuan memberikan cara praktis pengolahan
dan penyajian informasi pada majalah. Sehingga koleksi majalah dapat bermanfaat
bagi para penggunanya.
C. JENIS MAJALAH.
Majalah merupakan suatu penerbitan berkala yang menyajikan liputan
jurnalistik maupun artikel berisi informasi, opini tentang kehidupan
sehari-hari manusia. Majalah dapat berfungsi sebagai media informasi, hiburan
dan pendidikan. Sistematika penyusunan majalah meliputi : cover depan yang
menyajikan judul headline/gambaran ringkas isi majalah, editorial yang memuat
tema/isu yang sedang hangat, daftar isi, kolom artikel dan penutup. Selain
berisi tulisan, majalah turut memuat foto atau gambar sebagai ilustrasi dari
suatu berita atau peristiwa tertentu. Istilah majalah berasal dari bahasa Arab
: majallah. Demikian halnya dengan istilah magazine yang berasal
dari bahasa Arab: mahazin. Kedua kata tersebut
bermakna : gudang. Namun makna tersebut mengalami perluasan arti sebagai gudang
pengetahuan.
Majalah dibedakan menjadi 2, yakni: berdasarkan kala terbit dan isinya.
Kala terbit masing-masing majalah berbeda tergantung kebijakan redaksi. Kala
terbit majalah populer lebih pendek jika dibandingkan majalah ilmiah. Karena
redaksi majalah ilmiah kesulitan mencari artikel penelitian yang bermutu dan
layak terbit. Perbedaan kala terbit tersebut menyebabkan kita mengenal majalah
mingguan, dwi mingguan, bulanan, triwulanan. Sedangkan menurut isinya maka majalah dibedakan menjadi :
a.
|
Majalah anak-anak
|
:
|
Berisi bahan bacaan yang sesuai dengan
tingkat kecerdasan anak-anak. Gambar kartun lebih mendominasi majalah ini.
Karena pesan yang hendak disampaikan akan lebih mengena menggunakan gambar.
|
|
b.
|
Majalah bergambar
|
:
|
Memberikan tempat yang dominan kepada foto
dan gambar. Reportase tertulis bersifat menjelaskan foto yang terpampang.
Segmentasi majalah ini adalah: praktisi fotografi.
|
|
c.
|
Majalah berita
|
:
|
Memuat reportase dan ulasan tentang suatu
peristiwa dan masalah tertentu yang aktual. Contoh majalah ini adalah: Fokus,
Tempo, Detik.
|
|
d.
|
Majalah bisnis
|
:
|
Majalah ini terfokus
pada reportase dan artikel mengenai masalah-masalah perdagangan, perekonomian
dan keuangan. Contoh majalah ini adalah: Swa, Warta ekonomi.
|
|
e.
|
Majalah budaya
|
:
|
Memuat artikel tentang kebudayaan. Contoh
majalah ini adalah: Basis, Budaya jawa dan Poedjangga baru.
|
|
f.
|
Majalah film
|
:
|
Berisi ulasan dan laporan perkembangan
perfilman serta resensi film. Contoh majalah ini adalah: Aneka
|
|
g.
|
Majalah hiburan
|
:
|
Berisi
karangan& berita ringan yang bersifat mengibur. Contoh majalah ini
adalah: Terang, Varia.
|
|
h.
|
Majalah humor
|
:
|
Berisi tulisan dan ilustrasi jenaka seperti
kartun dan komik yang menggelikan. Contoh majalah ini adalah: Astaga, Stop
|
|
i.
|
Majalah ilmiah
|
:
|
Berisi artikel tentang ilmu pengetahuan
berdasarkan hasil penelitian yang tidak jarang mengandung uraian bersifat
teknis, biasanya dikelola dan diterbitkan oleh lembaga-lembaga perguruan
tinggi dan organisasi profesi. Contoh
majalah ini adalah: The Indonesian Quarterly, Jurnal Medika.
|
|
j.
|
Majalah keagamaan
|
:
|
Berisi artikel yang berkaitan dengan
masalah-masalah agama ataupun masyarakat ditilik dari perspektif agama.
|
|
k.
|
Majalah keluarga
|
:
|
Berisi karangan yang dapat dibaca oleh
seluruh anggota keluarga. Substansi dapat berupa : pendidikan anak, membina
hubungan rumah tangga dan konsultasi medik.
|
|
l.
|
Majalah khas
|
:
|
Menyajikan
masalah-masalah bidang profesi tertentu seperti hukum (Pro justicia); Militer
(Yudhagama, Telstra); Penerbangan (Angkasa).
|
|
m.
|
Majalah mode
|
:
|
Menguraikan masalah dan perkembangan mode
dan dilampiri lembaran berisi pola pakaian.
|
|
n.
|
Majalah olah raga
|
:
|
Memuat artikel dan berita tentang olah
raga. Contoh majalah ini adalah: Bola.
|
|
o.
|
Majalah remaja
|
:
|
Memuat artikel tentang permasalahan remaja
dan msalah lain yang diminati kaum muda, biasanya menggunakan bahasa populer
yang khas berlaku dikalangan mereka. Contoh majalah ini adalah: Gadis, Gaul
|
|
p.
|
Majalah sari tulisan
|
:
|
Memuat ringkasan karangan dari berbagai
penerbitan sebagai petunjuk singkat bagi peminat yang memerlukan bahan bacaan
yang luas. Contoh majalah ini adalah: Horizon; Sastra
|
|
q.
|
Majalah umum
|
:
|
Berisi karangan yang diminati oleh kalangan
pembaca seluas mungkin. Contoh majalah ini adalah: Intisari, Liberty dan
Vista
|
|
r.
|
Majalah wanita
|
:
|
Berisi artikel tentang masalah kewanitaan,
karir pekerja wanita, konseling dan konsultasi medis, rsep masakan, mode
pakaian dan kehidupan keluarga.
|
|
l.
|
Majalah khas
|
:
|
Menyajikan
masalah-masalah bidang profesi tertentu seperti hukum (Pro justicia); Militer
(Yudhagama, Telstra); Penerbangan (Angkasa).
|
1. Halaman
judul terdiri atas :
a. International
Standart Serial Number : nomor pengenal yang diberikan kepada setiap penerbitan
berurutam atau berseri diseluru penjuru dunia untuk mempermudah identifikasi
dan pelacakan. ISSN diterbitkan oleh Pusat International
pada International Serials Data System (ISDS) yang berkedudukan di Paris,
Perancis. Bagi penerbitan-penerbitan serial di Indoensia maka ISSN diterbitkan
oleh PDII-LIPI.
b. Judul : nama dari terbitan.
c. Volume : menunjukkan periode penerbitan.
d. Penerbit : lembaga yang bertanggung jawab atas
penerbitan tersebut.
2. Daftar isi memuat nama artikel dan penulisnya yang diikuti letak artikel
tersebut.
3. Artikel ilmiah :
a. Judul artikel.
b. Susunan nama penulis.
c. Abstrak.
d. Kata kunci.
e. Pendahuluan.
f. Metodolog.
g. Pembahasan.
h. Kesimpulan.
E. PENGOLAHAN.
1. Pengolahan secara manual.
a. Setiap majalah yang
terkirim akan dilengkapi dengan surat tanda terima. Kegunaan
surat tersebut adalah sarana umpan balik bagi pengirim untuk mengetahui
kiriman majalahnya telah sampai ke tujuan. Unsur-unsur yang terkandung pada
surat tanda terima meliputi: Kop lembaga pengirim, tanggal pengiriman, judul
dan jumlah majalah yang dikirim serta identitas penerima. Apabila perpustakaan
menerima kiriman majalah beserta tanda terimanya maka sepantasnya pustakawan
mengisi identitas yang diperlukan dan mengirimkan balik surat tanda terima
tersebut kepada instansi pengirimnya.
b. Registrasikan majalah
yang baru diterima kedalam buku induk majalah. Kegunaan buku induk majalah
adalah sarana inventarisir judul dan jumlah majalah yang menjadi koleksi
perpustakaan. Unsur-unsur yang terkandung pada buku induk meliputi: nomor
registrasi; judul majalah, ISSN, penerbit dan alamat penerbit serta volume,
tahun terbit dan jumlahnya.
c. Berikan identitas pada majalah. Identitas tersebut berupa stempel perpustakaan serta
stempel registrasi. Format stempel registrasi seperti berikut :
TELAH DIPERIKSA
|
||
Nomor Inventaris
|
:
|
M1320/BPKK/B/2008
|
Tanggal Terima
|
:
|
12/10/2008
|
Nomor Panggil
|
:
|
B
|
Kode Rak
|
:
|
..................................
|
Paraf
|
:
|
..................................
|
(Tabel. 1 Stempel Inventaris Majalah)
d. Klasifikasikan subjek majalah dengan menggunakan
UDC.
Universal Decimal Clasification
(UDC) merupakan sistem klasifikasi skema untuk semua bidang ilmu pengetahuan,
yang canggih dan berfungsi sebagai media alat pengindeksan. UDC diadaptasi oleh
Paul Otlet dan pemenang hadiah Nobel Henri La Fontaine dari Klasifikasi Desimal dari Melvil Dewey, dan pertama
kali diterbitkan (di Perancis) 1904-1907. Sejak
itu, ia telah direvisi secara menyeluruh dan dikembangkan, dan telah menjadi
sangat fleksibel dan efektif untuk mengatur sistem bibliografi record untuk
semua jenis informasi di media (baik itu cocok untuk multi-media informasi
koleksi). Adalah disusun sedemikian dengan cara yang baru dan perkembangan baru
bidang pengetahuan dapat mudah dimasukkan.
Struktur UDC terdiri dari nomor klasifikasi;
tanda notasi dan tabel. Simbol yang dipilih untuk UDC notasi tersebut tidak
tergantung pada bahasa, dan universal dikenali
dengan angka arab, dilengkapi oleh beberapa tanda-tanda biasa lainnya
dari simbol matematika. Pengaturan didasarkan pada sistem desimal: setiap nomor
adalah pemikiran sebagai pecahan desimal dengan titik awal diabaikan, dan ini
menentukan urutan filing. Dengan demikian, setelah 61 'Kedokteran ilmu' yang
datang subdivisi 61 1-61 9; dibawah 61 1 'Anatomy' yang datang subdivisi 61
1,1-61 1,9; di bawah 61 1,1 semua datang dari 611,2 subdivisi sebelum terjadi,
dan sebagainya; setelah 619 datang 62. Sebuah keuntungan dari sistem ini adalah
bahwa itu sangat jauh lebih bersifat luas, dan ketika subdivisi baru yang
diperkenalkan, mereka tidak perlu mengganggu yang sudah ada alokasi nomor.
1.) Ada dua jenis tabel pada UDC:
a.) Tabel Utama, juga disebut sebagai 'jadwal': ini berisi garis besar
dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan, diatur dalam 10 kelas dan dibagi
secara hirarki (seperti yang dijelaskan dalam 'Struktur' di atas). Mereka
diberi nomor dari 0 sampai 9.
b.) Tabel Bantu, juga disebut meja penolong: termasuk tanda-tanda tertentu penolong. Tanda-tanda (misalnya plus, yang
stroke, di usus besar) digunakan untuk dua link (atau lebih) nomor, sehingga
mengekspresikan berbagai hubungan antara dua (atau lebih) mata pelajaran Enumerative tabel yang menunjukkan karakteristik
berulang, berlaku atas berbagai mata pelajaran, yang hanya penolong ditambahkan
pada akhir nomor untuk subjek. Yang paling umum di antara mereka, yang disebut
alat pembantu umum, yang berlaku di seluruh tabel utama, dan mewakili palen
seperti sebagai tempat, bahasa teks dan fisik berupa dokumen, yang mungkin
terjadi di hampir semua mata pelajaran. Terdapat
juga lebih dibatasi seri, yang disebut alat pembantu khusus, yang menyatakan
aspek yang berulang, tetapi yang lebih terbatas perihal jangkauan. Mereka hanya
karena itu tercantum di bagian tertentu dari tabel utama.
Keterangan
|
Tanda/ Simbol
|
Tanda tambahan & perluasan
|
+ dan /
|
Tanda menghubungkan 2 notasi kelas
|
: atau ::
|
Tanda yang menunjukkan bahasa
|
=
|
Tanda yang menunjukkan bentuk penyajian
|
(0....)
|
Tanda yang menunjukkan tampat
|
(1) s/d (9)
|
Tanda yang menunjukkan ras atau suku bangsa
|
(=...)
|
Tanda yang menunjukkan petunjuk waktu
|
”...”
|
Tanda spesifikasi alfabet dan non-UDC untuk mempertajam subjek
|
A/Z, I, II, III
|
Tambahan untuk menyatakan sudut pandang subjek
|
.00
|
Sub divisi tambahan khusus
|
-0/-9,.0 dan ’...
|
(Tabel. 2 Tanda yang digunakan pada tabel bantu UDC)
2. ) Penotasian majalah secara sederhana menggunakan UDC sebagai berikut :
- Tentukan subjek majalah. Analisis subjek berguna untuk memberikan notasi UDC yang akurat sesuai dengan subjeknya. Setiap bahan pustaka menyimpan petunjuk terkait substansi subjek. Kita dapat menelusurnya melalui judul atau daftar isi majalah tersebut.
- Mengalihbahasakan subjek dari majalah yang hendak di klasifikasi. Semisal subjek dari majalah Trubus adalah Pertanian. Sedangkan padanan kata pertanian dalam bahasa Inggris adalah Agriculture. Hal tersebut harus dilakukan karena UDC masih memakai istilah bahasa Inggris. Kemampuan penguasaan bahasa Inggris terutama Vocabulary sangat menunjang kegiatan ini. Namun kita bisa menggunakan kamus bahasa Indonesia-Inggris untuk mencari padanan kata yang lebih akurat.
- Menggunakan Indeks. Selanjutnya, subjek yang telah identifikasi dan dialihbahasakan ke bahasa Inggris akan dicarikan indeksnya. Indeks akan merujuk pada notasi subjek berdasarkan UDC. Semisal kita akan mencari nomor indeks untuk subjek majalah + Trubus. Terlebih dahulu kita harus mencari notasi subjek untuk majalah. Indeks untuk majalah akan merujuk pada notasi 050. (Serial Publications, serial publication, periodicals.). Sedangkan subjek Trubus adalah Pertanian yang istilah bahasa Inggrisnya adalah Agriculture. Indeks untuk Agriculture akan merujuk pada notasi 63 (Agricultural Sciences) lebih detailnya pada 631/634 (Farm manajement; Plant Husbandry).
- Membentuk Notasi. UDC memberikan fasilitas berupa tanda untuk membentuk notasi baru. Tanda tersebut berupa: (: , ::) colon untuk menghubungkan dua atau lebih notasi yang subjeknya setara atau relevan. (+) untuk menggabungkan dua atau lebih dokumen, bukan subjek berurutan namun masih memiliki keterkaitan atau tidak sama sekali namun berada dalam satu dokumen, (/) untuk menghubungkan serangkaian notasi kelas yang berurutan dan keseluruhannya mencakup dalam suatu subjek besar . Contoh penggunaan : Notasi Ekonomi Pertanian dibentuk dari kelas 330 (Ekonomi) dan kelas kelas 631 (Pertanian). Sehingga pembentukan notasi Ekonomi Pertanian 330:631. Tanda (:) colon digunakan untuk menggabungkan kedua notasi tersebut karena kedudukan keduanya setara.
F. PENJAJARAN.
Penjajaran majalah ke rak dapat menggunakan sistem kronologis. Sehingga
majalah dijajarkan secara berurutan dan sistematis. Ada 2 (dua) jenis sistem
kronologis yakni: kronologis waktu dan alfabetis.
- Kronologis waktu, yakni: Runtutan sesuatu berdasarkan ukuran waktu. Kita mengenal istilah detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun dan seterusnya. Istilah tersebut menunjukkan ukuran waktu terkecil sampai terbesar. Pada terbitan berseri bisa menggunakan ukuran waktu dimulai dari harian, mingguan, bulanan. Kita dapat menjajarkan majalah ke rak menyesuaikan waktu terbitnya. Keuntunggannya adalah kita dapat dengan mudah mengotrol keberadaan majalah tersebut. Semisal kita telah berlangganan majalah selama setahun penuh. Suatu ketika kita hendak mencari informasi pada majalah terbitan bulan Juni. Padalah dirak terjajar majalah bulan Mei dan Juli. Maka dapat dipastikan majalah yang bersangkutan sedang dipinjam atau dibaca penguna.
- Kronologis alfabetis, yakni: Runtutan sesuatu berdasarkan urutan alfabet A sampai Z. Kita dapat menjajarkan majalah menggunakan kronologis alfabetis. Majalah dengan judul alfabet A menempati urutan pertama begitupula seterusnya. Keuntunggannya adalah kita dapat dengan mudah menemukan keberadaan majalah tersebut. Semisal kita telah berlangganan majalah selama setahun penuh. Suatu ketika kita hendak mencari informasi pada majalah terbitan berjudul Angkasa. Maka kita mencari majalah tersebut pada rak yang beralfabet A.
G. PERAWATAN.
1. Penjilidan.
Definisi penjilidan menurut Muhammad Razak
et.all (1992) yakni : ”Menghimpun atau menggabungkan lembaran-lembaran lepas
menjadi satu, yang dilindungi dengan ban atau sampul”. Tujuannya adalah
mendokumentasikan majalah sehingga tidak terjadi tercecernya informasi. Selain
itu, penjilidan akan memudahkan penguna menelusur informasi karena beberapa
majalah dijadikan sebagai satu kesatuan. Penjilidan memerlukan penguasaan
teknis agar majalah dapat menjadi bundel yang estetis, dan fungsional. Adapun
langkah-langkah penjilidan sebagai berikut :
- Inventarisasi majalah yang hendak dijilid. Hal tersebut berpedoman pada tujuan atau kegunaan penjilidan. Jika tujuannya mendokumentasikan serial majalah agar informasinya tidak tercecer maka pedomannya merujuk pada kronologis waktu.
- Susun majalah secara kronologis. Kemudian kateren, yakni: lembaran-lembaran yang telah dilipat dan saling disisipkan dijahit satu dengan yang lain, dan akhirnya membentuk isi buku atau blok buku.
- Isi buku atau blok buku kemudian di press atau dipampatkan, sambil dilem. Pada sistem jilid tanpa benang (perfect binding) maka blok buku dapat dilem pada punggungnya setelah punggung tersebut dipotong dan dikasarkan (dipres).
- Lembar pelindung ditempelkan, baik bagian atas maupun bagian bawah atau ditempelkan pada lembaran pertama dan lembaran terakhir isi buku.
- Isi buku yang sudah ditempeli lapisan lembar pelindung dapat dipotong/ dirapikan sesuai ukuran yang dikehendaki, baik bagian kedua sisi samping dan sisi depan.
- Isi buku dipilung atau dibulatkan atau bisa juga bentuk lurus/siku, sesuai dengan yang diinginkan.
- Tempel atau rekatkan pita kapital. Hal tersebut berfungsi sebagai pemanis sekaligus menambah kekuatan pada bagian kepala dan ekor.
- Tempel kain kasa, sebelum digabung dengan sampulnya.
2. Kliping.
Kliping merupakan kumpulan berita / informasi terpilih dari sejumlah surat
kabar. Tujuan penyusunan kliping adalah mengemas ulang suatu informasi sehingga
mempermudah pengguna dalam menelusur berita-berita yang telah lampau dari
sejumlah surat kabar. Belum ada format baku dalam penyusunan kliping. Sehingga
format penyusunannya mengikuti kebijakan masing-masing instansi. Format penyusunan
kliping di lingkup Balai Litbang Kehutanan Kupang meliputi : Hal Judul, Kata
Pengantar, Daftar Isi, Lembar Isi (terdiri atas : nama surat kabar,
tanggal/bulan/tahun terbit, subjek, kata kunci), Indeks. Sedangkan format
halaman kliping yang digunakan di perpustakaan BPK Kupang sebagaimana gambar
berikut dibawah ini :
Adapun langkah menyusun kliping adalah :
- Langkah pertama adalah menginventarisasi, yakni: mengumpulkan berbagai sumber informasi yang dibutuhkan oleh para pengguna. Pada tahap ini kita sekaligus mengidentifikasi kebutuhan pengguna yang akan menggunakan kliping yang akan kita susun. Semisal : pengguna perpustakaan BPK Kupang adalah para peneliti bidang kehutanan. Sehingga pengguna akan membutuhkan informasi-informasi terbaru terkait dunia penelitian dan kehutanan serta informasi terkait.
- Langkah kedua adalah menseleksilah informasi. Berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan pengguna terhadap berita-berita dari sejumlah surat kabar. Maka kita akan memilah informasi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Informasi yang bersifat dangkal, bias dan tanpa didukung validitas data tidak akan kita tampilkan pada kliping yang akan kita susun.
- Langkah ketiga adalah mengorganisasikan. Informasi yang tersusun sistematis akan sangat memudahkan pengguna menemu balik informasi tersebut. Maka kelompokkanlah informasi yang sudah terseleksi kedalam subjek-subjek yang telah ditentukan. Semisal: Ilmu kehutanan terdiri dari cabang-cabang ilmu, yakni: silvikultur; ekonomi hasil hutan, manajemen kehutanan, konservasi dan lain sebagainya. Masukkanlah informasi yang telah terseleksi kedalam subjek-subjek tersebut.
- Langkah keempat adalah menyusun informasi tersebut secara kronologis. Salah satu ukuran sistematis adalah kronologis, yakni: sesuatu hal disusun secara runtut. Hal ini akan sangat membantu sekali jika sumber informasi yang kita gunakan adalah koran yang terbit setiap hari. Dari skala kronologis tersebut kita akan memahami perkembangan suatu peristiwa secara runtut. Dan lengkapilah kliping yang hendak disusun dengan menyusun indeks yang berdasarkan kata kunci secara kronologis.
Penemuan mesin cetak oleh Guttenberg pada abad ke-18 merupakan awal dari
revolusi informasi. Salah satu produk dari revolusi informasi adalah majalah.
Saat ini majalah memegang peranan vital dalam era informasi. Hal tersebut tidak
lepas dari keunggulan yang dimilikinya, yakni: informasinya yang terbarukan.
Terlepas dari keunggulannya tersebut, majalah berpotensi menimbulkan ledakan
informasi jika tidak dikelola dengan baik. Merujuk ramalan Derek Price dalam
Sulistyo-Basuki (2004) yang menyatakan bahwa: ” Pada tahun 2000 akan ada
sekitar 1,000,000 judul majalah”.
Perpustakaan yang berfungsi sebagai pusat informasi berkewajiban untuk
mengelola dan mendayagunakan majalah sehingga informasinya dapat dimanfaatkan
oleh penggunanya. Pengelolaan majalah dapat dilakukan secara manual maupun
otomasi dengan menggunakan CDS/ISIS. Adapun langkah-langkah pengelolaan secara
manual meliputi: pengiriman kembali lembar terima, meregistrasi majalah kedalam
buku induk, memberikan cap/tanda perpustakaan pada majalah, memberikan notasi
UDC. Selanjutnya majalah tersebut dijajarkan ke-rak. Penjajaran majalah ke-rak
dapat menggunakan sistem kronologis waktu dan alfabetis. Sedangkan majalah yang
telah terkumpul dalam kurun waktu tertentu maka majalah tersebut dapat dijilid
maupun dikliping. Pengelolaan majalah secara otomatisasi berbasis CDS/ISIS
melalui tahapan pembuatan database, entri database serta perawatan data base.
Sekian.
Anonim.
(2004).Ensiklopedi Nasional Indonesia jilid 7 I. Jakarta. Delta Pamungkas.
Anonim. (2004). Ensiklopedi Nasional Indonesia jilid 10 M. Jakarta. Delta Pamungkas.
Muhammad Razak.et all.
(1992). Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip. Jakarta. Yayasan Ford.
Sulistyo-Basuki.(2004).
Pengantar Dokumentasi. Bandung. Rekayasa Sains.
0 comments:
Post a Comment