Saturday, 11 April 2020

PENGELOLAAN TERBITAN BERSERI


A. PENGANTAR
Perpustakaan merupakan tempat menghimpun sumber informasi. Beragam sumber informasi diorganisasikan, diolah dan disajikan sesuai kebutuhan penggunanya. Pada umumnya, perpustakaan mengkoleksi buku sebagai tulang punggung koleksinya. Seiring perkembangan teknologi maka hal tersebut mengalami pergeseran. Menginjak abad ke-20, kolaborasi antara teknologi  dan informasi membidani lahirnya elektronik book, elektronik journal, elektronik newspaper. Menjamurnya sumber-sumber informasi tersebut mengakibatkan terjadinya ledakan informasi. Majalah mengalami reposisi dan memegang peranan vital sebagai dokumen primer. Zimar (1969) dalam Sulistyo Basuki (2004) menyatakan bahwa: ”Majalah sebagai dokumen primer menjadi peletak Revolusi Industri”. Majalah mempunyai frekuensi terbit yang cepat dan teratur sehingga  artikel yang dimuatnya selalu mutakhir dan menjadi media komunikasi formal antar ilmuwan. Selain itu, majalah telah menjadi ”arsip’ umum. Karena setelah majalah diterbitkan dan disimpan dalam perpustakaan atau pusat dokumentasi maka majalah akan diakses oleh siapa saja. Keunggulan yang dimiliki majalah tersebut yang menyebabkan intensitas penerbitannya semakin tinggi dari tahun ke tahun. Bahkan fenomena tersebut telah diramalkan sebelumnya oleh Derek Price dalam Sulistyo-Basuki (2004) yang menyatakan bahwa: ” Pada tahun 2000 akan ada sekitar 1,000,000 judul majalah”.
Tingginya intensitas penerbitan majalah dari tahun ke tahun lambat laun akan menimbulkan masalah. Jika majalah tidak dikelola dengan baik maka dikhawatirkan koleksi tersebut tidak tertangani untuk diolah. Sehingga substansi informasinya tidak termanfaatkan dengan baik. Maka sepantasnya praktisi informasi khususnya pustakawan untuk membuat petunjuk teknis pengelolaan majalah.
B. TUJUAN.
Penyusunan petunjuk teknis ini bertujuan memberikan cara praktis pengolahan dan penyajian informasi pada majalah. Sehingga koleksi majalah dapat bermanfaat bagi para penggunanya.
C. JENIS MAJALAH.
Majalah merupakan suatu penerbitan berkala yang menyajikan liputan jurnalistik maupun artikel berisi informasi, opini tentang kehidupan sehari-hari manusia. Majalah dapat berfungsi sebagai media informasi, hiburan dan pendidikan. Sistematika penyusunan majalah meliputi : cover depan yang menyajikan judul headline/gambaran ringkas isi majalah, editorial yang memuat tema/isu yang sedang hangat, daftar isi, kolom artikel dan penutup. Selain berisi tulisan, majalah turut memuat foto atau gambar sebagai ilustrasi dari suatu berita atau peristiwa tertentu. Istilah majalah berasal dari bahasa Arab : majallah. Demikian halnya dengan istilah magazine yang berasal dari bahasa Arab: mahazin. Kedua kata tersebut bermakna : gudang. Namun makna tersebut mengalami perluasan arti sebagai gudang pengetahuan.
Majalah dibedakan menjadi 2, yakni: berdasarkan kala terbit dan isinya. Kala terbit masing-masing majalah berbeda tergantung kebijakan redaksi. Kala terbit majalah populer lebih pendek jika dibandingkan majalah ilmiah. Karena redaksi majalah ilmiah kesulitan mencari artikel penelitian yang bermutu dan layak terbit. Perbedaan kala terbit tersebut menyebabkan kita mengenal majalah mingguan, dwi mingguan, bulanan, triwulanan. Sedangkan menurut isinya  maka majalah dibedakan menjadi :
a.
Majalah anak-anak
:
Berisi bahan bacaan yang sesuai dengan tingkat kecerdasan anak-anak. Gambar kartun lebih mendominasi majalah ini. Karena pesan yang hendak disampaikan akan lebih mengena menggunakan gambar.
b.
Majalah bergambar
:
Memberikan tempat yang dominan kepada foto dan gambar. Reportase tertulis bersifat menjelaskan foto yang terpampang. Segmentasi majalah ini adalah: praktisi fotografi.
c.
Majalah berita
:
Memuat reportase dan ulasan tentang suatu peristiwa dan masalah tertentu yang aktual. Contoh majalah ini adalah: Fokus, Tempo, Detik.
d.
Majalah bisnis
:
Majalah ini terfokus pada reportase dan artikel mengenai masalah-masalah perdagangan, perekonomian dan keuangan. Contoh majalah ini adalah: Swa, Warta ekonomi.
e.
Majalah budaya
:
Memuat artikel tentang kebudayaan. Contoh majalah ini adalah: Basis, Budaya jawa dan Poedjangga baru.
f.
Majalah film
:
Berisi ulasan dan laporan perkembangan perfilman serta resensi film. Contoh majalah ini adalah: Aneka
g.
Majalah hiburan
:
Berisi  karangan& berita ringan yang bersifat mengibur. Contoh majalah ini adalah: Terang, Varia.
h.
Majalah humor
:
Berisi tulisan dan ilustrasi jenaka seperti kartun dan komik yang menggelikan. Contoh majalah ini adalah: Astaga, Stop
i.
Majalah ilmiah
:
Berisi artikel tentang ilmu pengetahuan berdasarkan hasil penelitian yang tidak jarang mengandung uraian bersifat teknis, biasanya dikelola dan diterbitkan oleh lembaga-lembaga perguruan tinggi dan organisasi profesi. Contoh majalah ini adalah: The Indonesian Quarterly, Jurnal Medika.
j.
Majalah keagamaan
:
Berisi artikel yang berkaitan dengan masalah-masalah agama ataupun masyarakat ditilik dari perspektif agama.
k.
Majalah keluarga
:
Berisi karangan yang dapat dibaca oleh seluruh anggota keluarga. Substansi dapat berupa : pendidikan anak, membina hubungan rumah tangga dan konsultasi medik.

l.
Majalah khas
:
Menyajikan masalah-masalah bidang profesi tertentu seperti hukum (Pro justicia); Militer (Yudhagama, Telstra); Penerbangan (Angkasa).

m.
Majalah mode
:
Menguraikan masalah dan perkembangan mode dan dilampiri lembaran berisi pola pakaian.

n.
Majalah olah raga
:
Memuat artikel dan berita tentang olah raga. Contoh majalah ini adalah: Bola.

o.
Majalah remaja
:
Memuat artikel tentang permasalahan remaja dan msalah lain yang diminati kaum muda, biasanya menggunakan bahasa populer yang khas berlaku dikalangan mereka. Contoh majalah ini adalah: Gadis, Gaul

p.
Majalah sari tulisan
:
Memuat ringkasan karangan dari berbagai penerbitan sebagai petunjuk singkat bagi peminat yang memerlukan bahan bacaan yang luas. Contoh majalah ini adalah: Horizon; Sastra

q.
Majalah umum
:
Berisi karangan yang diminati oleh kalangan pembaca seluas mungkin. Contoh majalah ini adalah: Intisari, Liberty dan Vista

r.
Majalah wanita
:
Berisi artikel tentang masalah kewanitaan, karir pekerja wanita, konseling dan konsultasi medis, rsep masakan, mode pakaian dan kehidupan keluarga.

l.
Majalah khas
:
Menyajikan masalah-masalah bidang profesi tertentu seperti hukum (Pro justicia); Militer (Yudhagama, Telstra); Penerbangan (Angkasa).


D. UNSUR – UNSUR DALAM  MAJALAH ILMIAH.
1. Halaman judul terdiri atas :
a. International Standart Serial Number : nomor pengenal yang diberikan kepada setiap penerbitan berurutam atau berseri diseluru penjuru dunia untuk mempermudah identifikasi dan pelacakan. ISSN diterbitkan oleh Pusat International pada International Serials Data System (ISDS) yang berkedudukan di Paris, Perancis. Bagi penerbitan-penerbitan serial di Indoensia maka ISSN diterbitkan oleh PDII-LIPI.
b. Judul                : nama dari terbitan.
c. Volume           : menunjukkan periode penerbitan.
d. Penerbit         : lembaga yang bertanggung jawab atas penerbitan tersebut.
2. Daftar isi memuat nama artikel dan penulisnya yang diikuti letak artikel tersebut.
3. Artikel ilmiah :
a. Judul artikel.
b. Susunan nama penulis.
c. Abstrak.
d. Kata kunci.
e. Pendahuluan.
f. Metodolog.
g. Pembahasan.
h. Kesimpulan.

E. PENGOLAHAN.
1.   Pengolahan secara manual.
a. Setiap majalah yang terkirim akan dilengkapi dengan surat tanda terima.  Kegunaan  surat tersebut adalah sarana umpan balik bagi pengirim untuk mengetahui kiriman majalahnya telah sampai ke tujuan. Unsur-unsur yang terkandung pada surat tanda terima meliputi: Kop lembaga pengirim, tanggal pengiriman, judul dan jumlah majalah yang dikirim serta identitas penerima. Apabila perpustakaan menerima kiriman majalah beserta tanda terimanya maka sepantasnya pustakawan mengisi identitas yang diperlukan dan mengirimkan balik surat tanda terima tersebut kepada instansi pengirimnya.
b. Registrasikan majalah yang baru diterima kedalam buku induk majalah. Kegunaan buku induk majalah adalah sarana inventarisir judul dan jumlah majalah yang menjadi koleksi perpustakaan. Unsur-unsur yang terkandung pada buku induk meliputi: nomor registrasi; judul majalah, ISSN, penerbit dan alamat penerbit serta volume, tahun terbit dan jumlahnya.
c.   Berikan identitas pada majalah. Identitas tersebut berupa stempel perpustakaan serta stempel registrasi. Format stempel registrasi seperti berikut :

TELAH DIPERIKSA
Nomor Inventaris
:
M1320/BPKK/B/2008
Tanggal Terima
:
12/10/2008
Nomor Panggil
:
B/ H/ T
Kode Rak
:
..................................
Paraf
:
..................................

(Tabel. 1 Stempel Inventaris Majalah)
d.  Klasifikasikan subjek majalah dengan menggunakan UDC.
 Universal Decimal Clasification (UDC) merupakan sistem klasifikasi skema untuk semua bidang ilmu pengetahuan, yang canggih dan berfungsi sebagai media alat pengindeksan. UDC diadaptasi oleh Paul Otlet dan pemenang hadiah Nobel Henri La Fontaine dari Klasifikasi Desimal dari Melvil Dewey, dan pertama kali diterbitkan (di Perancis) 1904-1907. Sejak itu, ia telah direvisi secara menyeluruh dan dikembangkan, dan telah menjadi sangat fleksibel dan efektif untuk mengatur sistem bibliografi record untuk semua jenis informasi di media (baik itu cocok untuk multi-media informasi koleksi). Adalah disusun sedemikian dengan cara yang baru dan perkembangan baru bidang pengetahuan dapat mudah dimasukkan.
Struktur UDC terdiri dari nomor klasifikasi; tanda notasi dan tabel. Simbol yang dipilih untuk UDC notasi tersebut tidak tergantung pada bahasa, dan universal dikenali  dengan angka arab, dilengkapi oleh beberapa tanda-tanda biasa lainnya dari simbol matematika. Pengaturan didasarkan pada sistem desimal: setiap nomor adalah pemikiran sebagai pecahan desimal dengan titik awal diabaikan, dan ini menentukan urutan filing. Dengan demikian, setelah 61 'Kedokteran ilmu' yang datang subdivisi 61 1-61 9; dibawah 61 1 'Anatomy' yang datang subdivisi 61 1,1-61 1,9; di bawah 61 1,1 semua datang dari 611,2 subdivisi sebelum terjadi, dan sebagainya; setelah 619 datang 62. Sebuah keuntungan dari sistem ini adalah bahwa itu sangat jauh lebih bersifat luas, dan ketika subdivisi baru yang diperkenalkan, mereka tidak perlu mengganggu yang sudah ada alokasi nomor.
1.)  Ada dua jenis tabel pada UDC:
a.) Tabel Utama, juga disebut sebagai 'jadwal': ini berisi garis besar dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan, diatur dalam 10 kelas dan dibagi secara hirarki (seperti yang dijelaskan dalam 'Struktur' di atas). Mereka diberi nomor dari 0 sampai 9.
b.) Tabel Bantu, juga disebut meja penolong: termasuk tanda-tanda tertentu penolong. Tanda-tanda (misalnya plus, yang stroke, di usus besar) digunakan untuk dua link (atau lebih) nomor, sehingga mengekspresikan berbagai hubungan antara dua (atau lebih) mata pelajaran Enumerative tabel yang menunjukkan karakteristik berulang, berlaku atas berbagai mata pelajaran, yang hanya penolong ditambahkan pada akhir nomor untuk subjek. Yang paling umum di antara mereka, yang disebut alat pembantu umum, yang berlaku di seluruh tabel utama, dan mewakili palen seperti sebagai tempat, bahasa teks dan fisik berupa dokumen, yang mungkin terjadi di hampir semua mata pelajaran. Terdapat juga lebih dibatasi seri, yang disebut alat pembantu khusus, yang menyatakan aspek yang berulang, tetapi yang lebih terbatas perihal jangkauan. Mereka hanya karena itu tercantum di bagian tertentu dari tabel utama.
Keterangan
Tanda/ Simbol
Tanda tambahan & perluasan
+ dan /
Tanda menghubungkan 2 notasi kelas
: atau ::
Tanda yang menunjukkan bahasa
=
Tanda yang menunjukkan bentuk penyajian
(0....)
Tanda yang menunjukkan tampat
(1) s/d (9)
Tanda yang menunjukkan ras atau suku bangsa
(=...)
Tanda yang menunjukkan petunjuk waktu
”...”
Tanda spesifikasi alfabet dan non-UDC untuk mempertajam subjek
 A/Z, I, II, III
Tambahan untuk menyatakan sudut pandang subjek
.00
Sub divisi tambahan khusus
-0/-9,.0 dan ’...
(Tabel. 2 Tanda yang digunakan pada tabel bantu UDC)
2. ) Penotasian majalah secara sederhana menggunakan UDC sebagai berikut :


  • Tentukan subjek majalah. Analisis subjek berguna untuk memberikan notasi UDC yang akurat sesuai dengan subjeknya. Setiap bahan pustaka menyimpan petunjuk terkait substansi subjek. Kita dapat menelusurnya melalui judul atau daftar isi majalah tersebut. 
  • Mengalihbahasakan subjek dari majalah yang hendak di klasifikasi. Semisal subjek dari majalah Trubus adalah Pertanian. Sedangkan padanan kata pertanian dalam bahasa Inggris adalah Agriculture. Hal tersebut harus dilakukan karena UDC masih memakai istilah bahasa Inggris. Kemampuan penguasaan bahasa Inggris terutama Vocabulary sangat menunjang kegiatan ini. Namun kita bisa menggunakan kamus bahasa Indonesia-Inggris untuk mencari padanan kata yang lebih akurat.
  • Menggunakan Indeks. Selanjutnya, subjek yang telah identifikasi dan dialihbahasakan ke bahasa Inggris akan dicarikan indeksnya. Indeks akan merujuk pada notasi subjek berdasarkan UDC. Semisal kita akan mencari nomor indeks untuk subjek majalah + Trubus. Terlebih dahulu kita harus mencari notasi subjek untuk majalah. Indeks untuk majalah akan merujuk pada notasi 050. (Serial Publications, serial publication, periodicals.). Sedangkan subjek Trubus adalah Pertanian yang istilah bahasa Inggrisnya adalah Agriculture. Indeks untuk Agriculture akan merujuk pada notasi 63 (Agricultural Sciences) lebih detailnya pada 631/634 (Farm manajement; Plant Husbandry).
  • Membentuk Notasi. UDC memberikan fasilitas berupa tanda untuk membentuk notasi baru. Tanda tersebut berupa: (: , ::) colon untuk menghubungkan dua atau lebih notasi yang subjeknya setara atau relevan. (+) untuk menggabungkan dua atau lebih dokumen, bukan subjek berurutan namun masih memiliki keterkaitan atau tidak sama sekali namun berada dalam satu dokumen, (/) untuk menghubungkan serangkaian notasi kelas yang berurutan dan keseluruhannya mencakup dalam suatu subjek besar . Contoh penggunaan : Notasi  Ekonomi  Pertanian  dibentuk dari kelas 330 (Ekonomi) dan kelas kelas 631 (Pertanian). Sehingga pembentukan notasi Ekonomi Pertanian 330:631. Tanda (:) colon digunakan untuk menggabungkan kedua notasi tersebut karena kedudukan keduanya setara.

F. PENJAJARAN.
Penjajaran majalah ke rak dapat menggunakan sistem kronologis. Sehingga majalah dijajarkan secara berurutan dan sistematis. Ada 2 (dua) jenis sistem kronologis yakni: kronologis waktu dan alfabetis.

  •  Kronologis waktu, yakni: Runtutan sesuatu berdasarkan ukuran waktu. Kita mengenal istilah detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun dan seterusnya. Istilah tersebut menunjukkan ukuran waktu terkecil sampai terbesar. Pada terbitan berseri bisa menggunakan ukuran waktu dimulai dari harian, mingguan, bulanan. Kita dapat menjajarkan majalah ke rak menyesuaikan waktu terbitnya. Keuntunggannya adalah kita dapat dengan mudah mengotrol keberadaan majalah tersebut. Semisal kita telah berlangganan majalah selama setahun penuh. Suatu ketika kita hendak mencari informasi pada  majalah terbitan bulan Juni. Padalah dirak terjajar majalah bulan Mei dan Juli. Maka dapat dipastikan majalah yang bersangkutan sedang dipinjam atau dibaca penguna.
  •  Kronologis alfabetis, yakni: Runtutan sesuatu berdasarkan urutan alfabet A sampai Z. Kita dapat menjajarkan majalah menggunakan kronologis alfabetis. Majalah dengan judul alfabet A menempati urutan pertama begitupula seterusnya. Keuntunggannya adalah kita dapat dengan mudah menemukan keberadaan majalah tersebut. Semisal kita telah berlangganan majalah selama setahun penuh. Suatu ketika kita hendak mencari informasi pada  majalah terbitan berjudul Angkasa. Maka kita mencari majalah tersebut pada rak yang beralfabet A.

G. PERAWATAN.
1.  Penjilidan.
   Definisi penjilidan menurut Muhammad Razak et.all (1992) yakni : ”Menghimpun atau menggabungkan lembaran-lembaran lepas menjadi satu, yang dilindungi dengan ban atau sampul”. Tujuannya adalah mendokumentasikan majalah sehingga tidak terjadi tercecernya informasi. Selain itu, penjilidan akan memudahkan penguna menelusur informasi karena beberapa majalah dijadikan sebagai satu kesatuan. Penjilidan memerlukan penguasaan teknis agar majalah dapat menjadi bundel yang estetis, dan fungsional. Adapun langkah-langkah penjilidan sebagai berikut :

  • Inventarisasi majalah yang hendak dijilid. Hal tersebut berpedoman pada tujuan atau kegunaan penjilidan. Jika tujuannya mendokumentasikan serial majalah agar informasinya tidak tercecer maka pedomannya merujuk pada kronologis waktu.
  • Susun majalah secara kronologis. Kemudian kateren, yakni: lembaran-lembaran yang telah dilipat dan saling disisipkan dijahit satu dengan yang lain, dan akhirnya membentuk isi buku atau blok buku.
  • Isi buku  atau blok buku kemudian di press atau dipampatkan, sambil dilem. Pada sistem jilid tanpa benang (perfect binding) maka blok buku dapat dilem pada punggungnya setelah punggung tersebut dipotong dan dikasarkan (dipres).
  • Lembar pelindung ditempelkan, baik bagian atas maupun bagian bawah atau ditempelkan pada lembaran pertama dan lembaran terakhir isi buku.
  • Isi buku yang sudah ditempeli lapisan lembar pelindung dapat dipotong/ dirapikan sesuai ukuran yang dikehendaki, baik bagian kedua sisi samping dan sisi depan.
  • Isi buku dipilung atau dibulatkan atau bisa juga bentuk lurus/siku, sesuai dengan yang diinginkan.
  • Tempel atau rekatkan  pita kapital. Hal tersebut berfungsi sebagai pemanis sekaligus menambah kekuatan pada bagian kepala dan ekor.
  • Tempel kain kasa, sebelum digabung dengan sampulnya.

2. Kliping.
Kliping merupakan kumpulan berita / informasi terpilih dari sejumlah surat kabar. Tujuan penyusunan kliping adalah mengemas ulang suatu informasi sehingga mempermudah pengguna dalam menelusur berita-berita yang telah lampau dari sejumlah surat kabar. Belum ada format baku dalam penyusunan kliping. Sehingga format penyusunannya mengikuti kebijakan masing-masing instansi. Format penyusunan kliping di lingkup Balai Litbang Kehutanan Kupang meliputi : Hal Judul, Kata Pengantar, Daftar Isi, Lembar Isi (terdiri atas : nama surat kabar, tanggal/bulan/tahun terbit, subjek, kata kunci), Indeks. Sedangkan format halaman kliping yang digunakan di perpustakaan BPK Kupang sebagaimana gambar berikut dibawah ini :


 









Adapun langkah menyusun kliping adalah :

  • Langkah pertama adalah menginventarisasi, yakni: mengumpulkan berbagai sumber informasi yang dibutuhkan oleh para pengguna. Pada tahap ini kita sekaligus mengidentifikasi kebutuhan pengguna yang akan menggunakan kliping yang akan kita susun. Semisal : pengguna perpustakaan BPK Kupang adalah para peneliti bidang kehutanan. Sehingga pengguna akan membutuhkan informasi-informasi terbaru terkait dunia penelitian dan kehutanan serta informasi terkait.
  • Langkah kedua adalah menseleksilah informasi. Berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan pengguna terhadap berita-berita dari sejumlah surat kabar. Maka kita akan memilah informasi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Informasi yang bersifat dangkal, bias dan tanpa didukung validitas data tidak akan kita tampilkan pada kliping yang akan kita susun.
  • Langkah ketiga adalah mengorganisasikan. Informasi yang tersusun sistematis akan sangat memudahkan pengguna menemu balik informasi tersebut. Maka kelompokkanlah informasi yang sudah terseleksi kedalam subjek-subjek yang telah ditentukan. Semisal: Ilmu kehutanan terdiri dari cabang-cabang ilmu, yakni: silvikultur; ekonomi hasil hutan, manajemen kehutanan, konservasi dan lain sebagainya. Masukkanlah informasi yang telah terseleksi kedalam subjek-subjek tersebut.
  • Langkah keempat adalah menyusun informasi tersebut secara kronologis. Salah satu ukuran sistematis adalah kronologis, yakni: sesuatu hal disusun secara runtut. Hal ini akan sangat membantu sekali jika sumber informasi yang kita gunakan adalah koran yang terbit setiap hari. Dari skala kronologis tersebut kita akan memahami perkembangan suatu peristiwa secara runtut. Dan lengkapilah kliping yang hendak disusun dengan menyusun indeks yang berdasarkan kata kunci secara kronologis. 
 PENUTUP 

Penemuan mesin cetak oleh Guttenberg pada abad ke-18 merupakan awal dari revolusi informasi. Salah satu produk dari revolusi informasi adalah majalah. Saat ini majalah memegang peranan vital dalam era informasi. Hal tersebut tidak lepas dari keunggulan yang dimilikinya, yakni: informasinya yang terbarukan. Terlepas dari keunggulannya tersebut, majalah berpotensi menimbulkan ledakan informasi jika tidak dikelola dengan baik. Merujuk ramalan Derek Price dalam Sulistyo-Basuki (2004) yang menyatakan bahwa: ” Pada tahun 2000 akan ada sekitar 1,000,000 judul majalah”.
Perpustakaan yang berfungsi sebagai pusat informasi berkewajiban untuk mengelola dan mendayagunakan majalah sehingga informasinya dapat dimanfaatkan oleh penggunanya. Pengelolaan majalah dapat dilakukan secara manual maupun otomasi dengan menggunakan CDS/ISIS. Adapun langkah-langkah pengelolaan secara manual meliputi: pengiriman kembali lembar terima, meregistrasi majalah kedalam buku induk, memberikan cap/tanda perpustakaan pada majalah, memberikan notasi UDC. Selanjutnya majalah tersebut dijajarkan ke-rak. Penjajaran majalah ke-rak dapat menggunakan sistem kronologis waktu dan alfabetis. Sedangkan majalah yang telah terkumpul dalam kurun waktu tertentu maka majalah tersebut dapat dijilid maupun dikliping. Pengelolaan majalah secara otomatisasi berbasis CDS/ISIS melalui tahapan pembuatan database, entri database serta perawatan data base. Sekian.

DAFTAR PUSTAKA.
Anonim. (2004).Ensiklopedi Nasional Indonesia jilid 7 I. Jakarta. Delta Pamungkas.
Anonim. (2004). Ensiklopedi Nasional Indonesia jilid 10 M. Jakarta. Delta Pamungkas.
Muhammad Razak.et all. (1992). Pelestarian Bahan Pustaka dan Arsip. Jakarta. Yayasan Ford.
Sulistyo-Basuki.(2004). Pengantar Dokumentasi. Bandung. Rekayasa Sains.

0 comments: