Sunday, 2 January 2022

Materi Krida Binawana : Persemaian

 


PENGENALAN BENIH

Oleh:

Rattahpinusa H.Handisa, S.Sos

Instruktur Bina Warna

 

I.        Tujuan :

a.       Membekali pengetahuan anggota saka wanabhakti tentang pengertian benih; sumber perolehan.

b.      Membekali ketrampilan anggota saka wanabhakti tentang mengidentifikasi biji  dan sumber benih yang berkualitas serta mampu melakukan proses pengumpulan benih.

II.     Metode:

Tatap muka 1 x selama 120 menit pertemuan dengan proporsi 40 % materi dan 60 % praktek.

 

III.   Materi:

1.      Definisi Benih

a.       Pengertian Benih berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang system budidaya tanaman dalam Hendarto Kuswanto (1997;1) adalah: “Benih tanaman yang selanjutnya disebut benih adalah tanaman/bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan/atau mengembangbiakkan tanaman”

b.      Tujuan analisis benih adalah untuk mengetahui kualitas benih, meliputi kualitas genetis, morfologi/fisik dan fisiologis benih. Mengingat sifat genetis benih yangd apat berubah kaarena beberapa factor yaitu karena perubahan kromosom. Sedangkan sifat morfologis/fisik benih merupakan perpaduan antara sifat genetis dan pengaruh lingkungan serta penanganan pasa panen. Selain itu, benih melakukan aktifitas fisiologis baik sebelum ditanam maupun waktu ditanam, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi tanaman yang dihasilkan.

c.       Manfaat Seleksi benih adalah: memninimalkan kegagalan pembibitan tanaman atau dengan kata laing memperbesar prosentase kehidupan perkecambahan benih. Sehingga petani/pengguna bibit dapat menekan resiko gagal tanam.

2.      Sumber perolehan benih.

Benih/Bibit tanaman yang berkualitas dapat diperoleh dari sumber benih (pohon indukan) yang berkualitas secara genetis dan fisiologis. Adapun cirri-ciri pohon induka yang baik dalam Gunawan (2011; 11) sebagai berikut:

a.       Berbatang besar, tunggal dan lurus

b.      Tinggi batang bebas cabang (TBCC) sekitar 15-20 meter.

c.       Memiliki daun yang rimbun dan hijau

d.      Memiliki biji yang banyak, misalnya, jati dalam satu kali berbuah menghasilkan benih sebanyak 0,5-3 kg.

e.       Perakaran tunggang dan kuat

f.       Sehat dan bebas hama dan penyakit.

Selain itu menurut Permenhut nomor 70/Menhut-II/2008 tentang teknis rehabilitasi hutan dan lahan, penetapan pohon indukan atau tegakan sebagai sumber benih dapat dikategorikan menjadi enam sebagai berikut:

a.       Tegakan Benih Teridentifikasi merupakan tegakan alam atau tanaman dengan kualitas rata-rata yang digunakan untik menghasilkan benih atau koleksi benih yag sebaran benihnya teridentfikasi dengan tepat.

b.      Tegakan benih terseleksi merupakan tegakan alam atau tanaman pohon dengan memiliki fenotipe superior untuk sifat-sifat yang penting dan digunakan untuk menghasilkan benih.

c.       Areal Produksi Benih merupakan tegakan benih terseleksi yang ditingkatkan kualitasnya dengan menebang pohon inferior sehingga yang tersisa adalah pohon berfenotip baik dan dapat memproduksi bibit secara melimpah.

d.      Tegakan Provenan merupakan tegakan yang dibangun dari benih-benih yang provenannya telah teruji dan diketahui superioritasnya. Provenan merupakan tempat asal geografis tumbuh.

e.       Kebun benih merupakan tegakan yang dibangun dengan menggunakan benih yang telah mengalami uji keturunan dan genotipenya telah teruji superioritasnya.

f.       Lokal merupakan benih dari sembarang tegakan yang memiliki penampakan fisik cukup baik untuk dijadikan indukan. Benih ini tidak terdaftar dan tidak bersertifikat khusus.

3.      Metode/Tehnik Perolehan Benih/biji:

Tehnik pengumpulan benih dapat dilakukan dengan 2 cara yakni manual dan menggunakan bantuan alat. Secara manual, kita bisa dapat langsung memungut biji yang jatuh ketanah maupun memanjat pohon dan memetik langsung bijinya. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan menggunakan metode manual.

a.       Kita perlu mengatahui musim berbunga dan berbuah tanaman yang hendak kita ambil buah/bijinya.

b.      Pastikan kita memetik buah/biji yang telah masak. Adapun tanda-tandanya : warna kulit buah yang sudah masak cenderung berwarna gelap dan daging buah agak lembek.

c.       Untuk pengumpulan diatas tanah maka sebelum buah jatuh, bersihkan terlebih dahulu sekitar pohon induk sehingga kita dapat dengan mudah mengunpulkan biji yang telah jatuh.

Sedangkan dengan bantuan alat, kita dapat menggunakan keranjang yang dipasang pada ujung  tongkat kayu panjang. Maupun kita dapat memasang jaring disekeliling pohon induk.  Hal ini dilakukan jika pengambilan biji secara manual tidak dapat dilakukan.

4.      Mengenal Morfologi/bentuk Biji.

Pada dasarnya, biji terdiri dari : embrio atau tanaman mini, endospermas dan cadangan makanan serta pelindung. Pelindung biji terdiri lapi beberapa lapisan yaitu: kulit dalam dan kulit luar.

5.      Jenis dan Kegunaan Benih/Bibit.

a.       Berdasarkan fungsinya, jenis bibit dapat dibedakan menjadi bibit untuk tanaman kehutanan, pertanian dan hortikultura Jenis bibit tersebut dikelompokkan berdasarkan fungsinya dikategorikan kedalam empat kelompok yaitu: bahan kayu bakar (lamtoro, gamal, akasia dan kaliandra); Bahan baku konstruksi bangunan dan mebel (jati, mahoni, trembesi, kuring); Bahan baku Industri pulp (gmelina, sengon) dan bahan baku peralatan rumah tangga (Kelapa)

b.      Berdasarkan peruntukkan budidayanya meliputi:1) bibit untuk hutan rakyat. Fungsinya meningkatkan ekonomi masyarakat disekitar hutan. Adapun jenis bibiy yang digunakan meliputi: kayu penghasil kayu pertukangan; kayu bakar, penghasil biji, penghasil getah. 2) Bibit untuk penghijauan guna pelindung terhadap lingkungan. Jenis tanaman yang ditanam berfungsi sebagai penyerap karbon (tanjung, angsana); fungsi resapan air (pinus, rasamala, dammar, sengon); fungsi pelindung pembatas sungai (mahoni, trembesi, bamboo, randu); pelindung pantai (cemara laut, mangrove) dan penahan longsor (bamboo, kaliandra) dalam gunawan (2011:14-17)

IV.     Praktek Metode Pengumpulan biji/benih. (Operasi semut)

Instruksi : bentuk kelompok kecil beranggotakan 4-5 orang. Selanjutnya, suruh kelompok tersebut mengidentifikasi pohon indukan sesuai criteria dan metode apa yang cocok digunaka serta mengumpulkan biji. Selanjutnya biji tersbut sebagai bahan praktek

Pengolahan benih pada pertemuan selanjutnya.

Catatan : Benih dikumpulkan dalam kantong plastic dengan diberikan infromasi tentang nama local dan latin biji; Sumber perolehan (data pohon induk) serta metode perolehannya.

DAFTAR PUSTAKA

Hendarto Kuswanrto. Analisis Benih. 1997. Penerbit ANDI, Yogyakarta.

Gunawan, S.Hut. Untung Besar dari Pembibitan Kayu. 2011. Agromedia. Jakarta

Kumpulan Lirik Lagu Pramuka

 



 

1. Satya Darma Pramuka

Kami … Pramuka Indonesia

Manusia Pancasila

Satyaku … kudarmakan

Darmaku … kubaktikan

Agar jaya Indonesia

Indonesia tanah airku

Kami jadi pandumu …

 

2. Ikan Selayang

Ikan selayang, ikan selayang dipotong-potong hu … ha …

Ikan dipotong ikan dipotong diparang-parang hu … ha …

Hai nona … beta dengar kau mau kawin

(Ya kawin aja, emang guwe pikirin … itu urusan kodok) Ha … ha … ha …

Kalaulah begitu …

Kembalikan … hai kembalikan baret coklatku

 

3. Bernyanyi dan Berdendang

Bernyanyi gembira berlenggang dan berdendang (2x)

Lenggang … lenggang … berlenggang di tempat (2x)

Muka … belakang, samping lalu silang (2x)

Ke muka belakang ke samping lalu silang (2x)

 

4. Botol

Botol namanya budu

Sendok namanya sudu

Anak kodok namanya brudu

Pantat ayam namanya brutu

Goyang … goyang … goyang …

Goyang … digoyang … goyang

Goyang … digoyang … goyang

Goyang … goyang … digoyang … goyang (2x)

 

5. Gembira Berkumpul

Ayo kawan … ayo kawan berkumpul

Berkumpul bersenang-senang semuanya

Jangan segan … jangan segan bersama

Bersama menyanyi bergembira

Tepuk tangan … tepuk tangan … tepuk tangan … bergembira

Skali lagi … skali lagi …

Tepuk tangan kita semua bergembira

 

6. Jari

Ini namanya jari jempol … (2x)

Apa pesannya jari jempol sayang

Anak Pramuka nggak boleh ngompol

Telunjuk – Ngantuk

Tengah – Lengah

Manis – Nangis

Klingking – Maling

 

7. Api Unggun

Api api api api api unggun

Dengan berdiri bersuka hati

Disinari api unggun

Hora … hore yo Pramuka

Beramai-ramai bersuka hati

Disinari api unggun

Api kita sudah menyala

Api … api .. api api api

8. Mars Penggalang

Tak ada gunung terlalu tinggi, buat kami daki di tengah panas

Tak ada jurang terlalu dalam, buat kami turuni di malam kelam

Hutan rimba – hutan rimba padang lalang – padang lalang

Kususuri jalanan jauh

Panas terik hujan berangin

Maju terus, jalan terus

Pantang patah – pantang patah hati kami – hati kami

Karena telitinya

Pasukan penggalang jalanlah, terhapus semua luka

 

9. Marina Merana

Marina menari di atas menara

Di atas menara Marina menari

Marina merana di atas menara

Di atas merana Marina merana

 

10. Berkemah

Di tengah-tengah hutan, di bawah langit biru

Tenda terpancang ditiup sang bayu

Api menjilat-jilat, terangi rimba

Membawa Pramuka dalam impian

Penegak … pandega …

Petualang datang tak kenal gengsi

Datang ke perkemahan …

Karena patah hati, guna mencari cinta yang sejati

 

11. Aku Anak Muda

Aku ini anak muda

Hati suci riang gembira

Mari kawan masuk Pramuka

Pramuka slaalu gembira

Wan jae lae laccing takaraccing takaraccing

Takara loa leo

(2x)

 

12. Sengko Sengko Dainang

Sengko sengko dainang (2x)

Sengko la sengko (2x)

Tra … lalala …

Tri … lilili …

Sirege sirege tumba (2x)

La sengko sengko (2x)

 

13. Pramuka Tak Kenal Rintangan

Pramuka tak kenal rintangan

Meski jalan penuh halangan

Kan hilang dengan hati yang riang

Pramuka tak kenal rintangan

 

14. Pramuka Mengembara

Satu Pramuka pergi mengembara

Satu Pramuka bawa tongkat bawa tali bawa sangkur

Pergi mengembara

 

15. Rajin Terampil dan Gembira

Rajin terampil dan gembira

Senantiasa praja muda karana

Sopan dan tak kenal rasa congkak

Bersahaja setia suka menolong

Yayayaya … itulah Pramuka

Pramuka sejati … sejati kata dan prilakunya

(2x)

 

16. Pembinaku

Bangun pagi-pagi menuju tempat

Di sanalah kami dibimbing dan dibina

Oleh pembina perkasa

*) Mau makan jalan jongkok

Sudah makan ditindaki

Dihukum maki bentak-bentak hai …

Wahai pembinaku sungguh kejam dirimu

Wahai pembinaku betapa tajam matamu

Tak tahan rasanya ingin segera pulang

Namun perkemahan belum selesai (Kembali ke *)

 

17. LDGD

 

LDGD Sesamur

Kati bimbing siteru seusu

LDGD Sesamur

Sungguh enak mengikuti perkemahan

Makan kurang tidur dikurangi perut keroncongan …

 

18. Anak kambing

Mana dimana anak kambing saya

Anak kambing sudah ada di sini

Mana kambingnya … ini (2x)

Mana kambingnya … sudah ada di sini

 

19. Kalau kau suka hati

Kalau kau suka hati tepuk tangan … (2x)

Kalau kau suka hati mari kita lakukan

Kalau kau suka hati tepuk tangan …

(Petik jari, hentak kaki, bilang hore)

If you happy and you know it claps your hands … (2x)

If you happy and you know it, and you really want to show it

If you happy and you know it, claps your hands.

(stick finger, say hore)

 

20. Sayonara …

Sayonara … sayonara sampai berjumpa pula … (2x)

Buat apa susah, buat apa susah …

Susah itu tak ada gunanya

 

21. Es Lilin

Tunas kelapa kawaaaaaan … itu lambangnya

Tri Satya kawaaaan … itu janjinya

Dasa Darma kawaaaan … itu baktinya

Janganlah ragu kawan masuk pramuka

 

22. Cing cing Gemerincing

Cing cing gemerincing

Suara rebbana berbunyi nyaring

(2x)

Kaki melangkah beriring-beriring

Langkah yang serempak dengan lenggok yang seirama

Hati siapapun akan senang mendengarnya

 

23. Jambore

Jambore … re … re … Jambore (2x)

Ayo kita ke Jambore

Di sana berkumpul Pramuka Indonesia

Jambore rame-rame jambore

Pri … priodot bodo bidi Sssst … Pesta!

24. Dunia Kita

Kumpulan Ice Braking Saka Wanabhakti

 


 

I.                    KENALAN MUSICAL

Format     : Perorangan 

Waktu      : 15-25 menit

Tempat    : didalam atau luar ruangan

Materi      :

Peserta     : 15-40 orang

Deskripsi :

Peserta seminar berdiri semua membentuk dua lingkaran, lingkaran dalam dan luar. Jumlah peserta sebaiknya sama. Mereka harus begerak bersalaman jika musik mengalun. Namun ketika musik berhenti dan pimpinan seminar menyebutkan idnetitas maka mereka harus saling memperkenalkan diri kepada orang dihadapannya: Nama, alamat, Ronde kedua:...musik..berhenti..saling bertukar informasi tentang hobi dst.

Tujuan permainan : bisa saling mengenal banyak orang melalui suasana yang akrab dan tidak kaku.

Diskusi    :

·         Perasaaan apa saja yang biasa dirasakan oleh peserta ?

·         Mana yang lebih baik, berada dalam lingkaran bagian luar atau dalam ?

·         Hal apa yang menjadi titik kesalahan peserta ?

·         Dimana letak asyiknya permainan ini ?

·         Apa yang sebaiknya dilakukan untuk peserta yang terus menerus melakukan kesalahan

·         Pelajaran apa yang bisa diambil dari permainan ini ?.

 

II.                 SAMAGERAK

Format     : Perorangan

Waktu      : 10-20 menit

Tempat    : didalam atau diluar ruangan

Materi      : --

Peserta     : 15-20 orang

Deskripsi :

Seluruh peserta berdiri semua dan membentuk lingkaran. Instruktur berada ditengah-tengah para peserta sembari memberi aba-aba. Peserta harus melakukan gerakan bersama secara serempatk sesuai dengan aba-abab. Peserta yang gerakannya berbeda sendiri akan dikenakan ” hukuman”.

Kumpulan Permainan Indoor ala Saka Wanabhakti

 


1. Pecah Balon

Latar Belakang

Bila peserta terlalu banyak menguras pikiran atau berdebat tanpa penyelesaian yang memuaskan pada kegiatan sebelumya, hal ini akan sangat mempengaruhi konsentrasi mereka untuk mengikuti kegiatan berikutnya.

Tujuan

Memberikan kesegaran kepada peserta dengan melampiaskan emosinya.

Langkah-langkah :

a. Bagikan kepada setiap peserta sebuah balon dan seutas tali raffia (kira-kira sepanjang 2 jengkal).

b. Mintalah mereka meniup balon masing-masing.

c. Mintalah mereka mengikatkan balon tersebut di kaki kirinya.

d. Mintalah seluruh peserta berdiri di tengah ruang belajar.

e. Jelaskan kepada peserta bahwa tujuan kegiatan ini adalah memecahkan balon orang lain sebanyak mungkin dengan cara menginjak balon-balon tersebut.

f. Beri aba-aba untuk mulai.

g. Bahas bersama peserta apa saja yang mereka rasakan, lihat dan dengar selama kegiatan tadi. Kenapa begitu ? Apa kesimpulan yang dapat ditarik?

h. Sekarang topic yang direncanakan sudah bisa dimulai.

Bahan-bahan :

Balon dan tali raffia sebanyak jumlah peserta.

 

Rantai Nama

Tujuan

Permainan ini dimaksudkan bagi kelompok yang belum saling kenal nama masing-masing, agar lebih akrab, serta memberi pengalaman tampil di depan forum.

Langkah-langkah :

a. Peserta besama pemandu berdiri di dalam lingkaran

b. Pemandu menjelaskan aturan permainan sebagai berikut :

Salah seorang menyebutkan namanya dengan suara keras agar terdengar oleh setiap peserta, kemudian peserta yang berdiri di sebelahnya (kiri atau kanan) menyebutkan nama peserta pertama tadi ditambah dengan namanya sendiri. Peserta ketiga menyebutkan nama peserta pertama dan kedua ditambah dengan namanya sendiri, begitu seterusnya sampai selesai.

c. Proses ini diulangi lagi dengan arah berlawanan, dimulai dari peserta yang terakhir menyebutkan rantai nama tersebut.

Variasi

Buat lingkaran, setiap peserta secara bergiliran menyebutkan nama panggilan, umur, tempat asal, pekerjaan, lalu peserta yang lain menirukan, begitu seterusnya sampai selesai satu putaran.

Putaran kedua, semua peserta mengulangi lagi secara bersama-sama data pribadi tersebut, dengan urutan seperti semula.

 

3. Mutiara Dalam Guci

Tujuan

Merangsang kreativitas dan keberanian peserta untuk berpendapat.

Langkah-langkah :

a. Gambarlah sebuah guci dengan berisi berbagai benda di dalamnya, di papan tulis (atau di tempat yang bisa dilihat oleh sluruh peserta).

b. Katakan kepada peserta bahwa itu adalah gambar sebuah guci yang berisi penuh dengan bermacam kerilik, pecahan beling, dan batu-batu yang tidak berguna. Di bagian dasar ada mutiara yang sangat mahal harganya.

c. Tanyakan kepada peserta, bagaimana caranya mengeluarkan mutiara itu dalam waktu yang singkat dan gampang.

d. Diskusikan apa hikmah yang bisa dipetik dari permainan ini.

 

4. Mengganbar Rumah

Pengantar

Latihan ini bisa digunakan untuk mendiskusikan kerjasama dan pengawasan di dalam kelompok. Kadang kita mengira bekerjasama dengan orang lain, padahal dalam kenyataan kita hanya mengawasi seluruh proses, tanpa kita sadari.

Langkah – langkah

a. Mintalah peserta untuk berpasangan

b. Peganglah bolpoin / pensil bersama – sama sedemikian rupa sehingga keduanya bisa menulis dan menggambar.

c. Di atas kertas yang dibagikan, keduanya menggambar secara bersama – sama dan menuliskan judulnya

d. Selama menggambar dan menulis dilarang berbicara

Bahan diskusi

a. Bagaiman perasaan dan reaksi anda selama menggambar tadi ?

b. Factor apa yang membantu dan menghambat anda selama menggambar tadi ?

Kemudian, mintalah peserta membentuk kelompok 4 (dua pasangan bergabung) untuk mendiskusikan apkah ada hubungan antara pengalaman tadi dengan kenyataan sehari – hari dan masalah kerjasama. Waktunya cukup 15 menit saja, lalu setiap kelompok kecil mempresentasikannya di hadapan kelompok besar.

5. Menggambar Wajah

Tujuan :

a. Membantu peserta untuk memandang langsung ke dalam mata pasangannya, saling mengenal cirri-ciri wajahnya, dengan harapan hal ini bisa membantu peserta untuk saling terbuka dan tidak lagi kikuk dengan yang lainnya.

b. Melatih peserta satu cara sederhana tentang menggambar dan menghilangkan perasaan peserta bahwa mereka tidak mampu menggambar.

 

Langkah-langkah :

a. Dengan sehelai kertas setiap pasangan saling berhadapan dan mulai menggambar wajah pasangannya. Bisa mulai dari mana saja tetapi tidak boleh melihat kertas sama sekali.

b. Gerakkan tangan mengikuti arah gerak pandangannya yang menelusuri garis wajah pasangannya.

c. Setelah selesai menggambar, masing-masing pasangan bergantian mewawancarai pasangannya, mengenai nama, tempat tinggal, pekerjaan, umur, keluarga dan sebagainya. Waktunya cukup 5 menit saja untuk setiap peserta.

d. Kemudian setiap pasangan tampil di depan kelompok memperkenalkan pasangannya dengan cara menunjukkan gambar pasangannya sambil menyebutkan :”Nama saya…(nama pasangannya), tempat tinggal….dan seterusnya.

6. Menggambar bersama

Latar Belakang

Sebuah kelompok baru dapat berfungsi sebagaimana mestinya apabila terjadi komunikasi antar orang-orang yang terlibat di dalamnya.

 

Tujuan

Peserta menyadari arti pentingnya komunikasi dalam suatu kelompok.

 

Langkah-langkah :

1. Peserta dibagi dalam kelompok kecil (5 orang) dan setiap anggota kelompok memiliki nomor urut sendiri-sendiri dari nomor 1 sampai 5.

2. Tiap kelompok mendapat selembar kertas plano dan sebuah spidol untuk menggambar.

3. Secara berurutan setiap menit, setiap orang dalam kelompok masing-masing diminta menggambar pada kertas plano yang ada, dengan syarat : tidak boleh bertanya atau bicara satu sama lain, setiap orang menggambar apa yang dimaui dan dipikirkan sendiri, kemudian dilanjutkan oleh yang lain pada kertas yang sama menurut apa yang dimaui dan dipikirkan sendiri pula, dan seterusnya sampai seluruh anggota kelompok memperoleh bagian waktunya masing-masing untuk menggambar.

 

Bahan Diskusi :

a. Berapa kelompok yang mampu menghasilkan gambar yang utuh dan jelas?

b. Apa kesan dan perasaan setiap orang terhadap hasil gambar kelompoknya?

c. Bagaimana seharusnya proses yang ditempuh agar hasil kerja bersama itu memuaskan semua orang dalam kelompok yang bersangkutan ?

7. Lingkaran Berbelit

Tujuan

Menyadarkan peserta tentang pentingnya rasa 1 tim untuk memudahkan proses belajar dan bekerja dalam kelompok.

Langkah-langkah :

a. Peserta berdiri dalam lingkaran, lalu menjulurkan kedua tangannya ke depan. Kemudian memegang tangan 2 peserta lainnya (missal : tangan kiri memegang tangan si A, tangan kanan memegang tangan si B) sampai membentuk suatu belitan besar.

b. Semua kerjasama untuk coba membentuk kembali lingkaran sempurna tanpa melepaskan tangan yang dipegang dan tanpa berbicara.

Bermain Tali

Latar belakang

Dalam segala hal, selalu akan kita hadapi berbagai masalah, dan kita tidak akan dapat terhindar dari masalah itu. Melalui kegiatan ini kita akan dihadapkan dengan suatu masalah dan bagaimana kita dapat keluar dari masalah itu.

Bahan

Tali raffia

Langkah – langkah

a. Potong tali raffia dengan ukuran 1,5 m dan bagikan kepada setiap peserta

b. Minta mereka berpasangan – pasangan, lalu masing – masing ujung tali yang satu diikatkan ke tangan sebelah kiri. Sebelum mengikat tali yang satu lagi ke tangan kanan, silangkan tali tersebut ke tali pasangannya, kemudian ikatlah ke tangan masing – masing, ingat, sebaiknya iaktan tidak terlalu kencang

c. Setelah itu minta mereka untuk dapat melepaskan diri dari ikatan tadi tanpa melepaskan ikatan tali

d. Jika ada pasangan yang berhasil melepaskan diri dari ikatan tersebut, mintalah mereka menunjukkan bagaimana cara mereka untuk melepaskan diri kepada teman – teman yang lain

Tanyakan kepada mereka apa hikmah dari permainan tersebut

Mengenal unsur pembentuk Negara

 

Wilayah merupakan salah satu unsur penting dalam bernegara selain unsur rakyat, pemerintah yang berdaulat dan pengakuan kedaulatan (Widjono, 1994 dalam Amindo 2015). Merujuk kepada berita harian kompas tersebut maka kesepakatan antara Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Timor Leste bersepakat menyelesaikan sengketa wilayah perbatasan pada 2 titik, yakni: Noel besi-Citrana dan Bidjael Sunan Oben. Kesepakatan yang berujung kepada penjanjian bilateral terkait pengakuan batas wilayah perbatasan tersebut penting dilakukan oleh kedua negara untuk pengakuan kedaulatan wilayah perbatasan darat.

Selanjutnya, 

Menurut Jellinek dalam Amindo (2015, hal 29) menyatakan bahwa unsur wilayah memiliki aspek positif dan negatif yang diuraikan sebagai berikut:

(+) Setiap orang yang berada pada wilayah tersebut tunduk terhadap penguasa.

(-) Tidak ada kekuasaan lainn yang berpengaruh diatas wilayah tertentu tersebut

Apabila kita kaitkan teori Jelintek dengan kasus penyelesaian sengketa wilayah perbatasan antara Pemerintah Republik Indonesa dengan Pemerintah Timor Leste maka pengakuan wilayah tersebut berdampak positif terhadap pengakuan kedaulatan suatu negara yang menegaskankepastian hukum atas suatu wilayah yang menjadi objek sengketa. Pengakuan wilayah perbatasan Noel besi-Citrana dan Bidjael Sunan Obel memberikan kepastian hukum bagi rakyat yang bermukim dikedua wilayah tersebut dan negara tetangga pun mengakui kedaulatan diwilayah tersebut.

Apabila kita memperbandingkan unsur-unsur pembentuk suatu negara dengan mengacu dengan teori klasik dan yuridis maka kita akan menemukan persamaan dan perbedaan antara kedua teori tersebut.

Persamaan       : Kedua teori tersebut bersepakat bahwa unsur pembentuk negara adalah tersedianya unsur wilayah (Gebiedsleer sebagai wilayah hukum), pemerintah berdaulat sebagai subyek hukum (Peeronsleer), dan pengakuan kedaulatan sebagai adanya hubungan hukum (De leer van de rechsbetrekking).

Perbedaan       : Unsur rakyat merupakan salah satu unsur pembentuk negara yang diakui oleh teori klasik. Namun pada teori yuridis tidak mengenal hal tersebut.

Mengacu pada pernyataan diatas maka teori klasik komprehensif mengidentifikasi unsur pembentuk negara dengan bersandar kepada 4 unsur yakni: wilayah, pemerintah berdaulat, pengakuan kedaulatan dan rakyat.

 Rujukan

Aminoto 2015, Buku Materi Pokok HKUM 4209 Ilmu Negara, Tangerang, Universitas Terbuka.

 

Menegnal ciri-ciri Hukum Administrasi Negara secara khusus

 


Beberapa cendekiawan hukum dalam Yos Johan Utama (2014, hal 1.22) mencirikan secara khusus HAN sebagai berikut:

1.      Adanya hubungan istimewa antara negara dan warga negara.

2.      Adanya sekumpulan norma yang mengatur kewenangan pejabat atau lembaga negara

3.      Adanya pejabat-pejabat negara sebagai pelaksana dari perjanjian istimewa.

 Penafsiran ciri khusus HAN tersebut adalah (1.) hubungan istimewa antar negara dan warna negara terjadi disebabkan oleh keberadaan negara bertujuan untuk memberikan pelayanan publik kepada masyarakat melalui lembaga pemerintahan. Jenis lembaga pemerintahan tersebut beragam menyesuaikan jenis layananan dan lembaga publik tersebut dijalankan sesuai aturan khusus guna menjamin tertib administrasi pada saat menjalankan fungsi pelayanan publik terhadap warga negara. Hubungan imbal balik antara negara dan warga negara tersebut merupakan ciri istimewa HAN; (2.) Dalam menjalankan fungsi pelayanan publiknya, negara melalui lembaga pemerintahan mengacu kepada norma atau peraturan guna mencegah terjadinya mal administrasi; (3.) Pejabat publik beserta jajarannya merupakan pelayan masyarakat yang diberikan mandat untuk melaksanakan fungsi-fungsi layanan publik.

 Rujukan

Yos Johan Utama, 2014 Buku Materi Pokok ADPU 4332 Hukum Adimnistrasi Negara, Tangerang, Universitas Terbuka.