PENGENALAN BENIH
Oleh:
Rattahpinusa
H.Handisa, S.Sos
Instruktur Bina Warna
I.
Tujuan
:
a. Membekali pengetahuan anggota saka wanabhakti tentang pengertian benih; sumber perolehan.
b. Membekali ketrampilan anggota saka wanabhakti tentang mengidentifikasi biji dan sumber benih yang berkualitas serta mampu melakukan proses pengumpulan benih.
II.
Metode:
Tatap muka 1 x selama
120 menit pertemuan dengan proporsi 40 % materi dan 60 % praktek.
III.
Materi:
1.
Definisi
Benih
a.
Pengertian
Benih berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang
system budidaya tanaman dalam Hendarto Kuswanto (1997;1) adalah: “Benih tanaman
yang selanjutnya disebut benih adalah tanaman/bagiannya yang digunakan untuk
memperbanyak dan/atau mengembangbiakkan tanaman”
b.
Tujuan
analisis benih adalah untuk mengetahui kualitas benih, meliputi kualitas
genetis, morfologi/fisik dan fisiologis benih. Mengingat sifat genetis benih
yangd apat berubah kaarena beberapa factor yaitu karena perubahan kromosom.
Sedangkan sifat morfologis/fisik benih merupakan perpaduan antara sifat genetis
dan pengaruh lingkungan serta penanganan pasa panen. Selain itu, benih
melakukan aktifitas fisiologis baik sebelum ditanam maupun waktu ditanam, yang
pada akhirnya dapat mempengaruhi tanaman yang dihasilkan.
c.
Manfaat
Seleksi benih adalah: memninimalkan kegagalan pembibitan tanaman atau dengan
kata laing memperbesar prosentase kehidupan perkecambahan benih. Sehingga
petani/pengguna bibit dapat menekan resiko gagal tanam.
2.
Sumber
perolehan benih.
Benih/Bibit tanaman
yang berkualitas dapat diperoleh dari sumber benih (pohon indukan) yang
berkualitas secara genetis dan fisiologis. Adapun cirri-ciri pohon induka yang
baik dalam Gunawan (2011; 11) sebagai berikut:
a.
Berbatang
besar, tunggal dan lurus
b.
Tinggi
batang bebas cabang (TBCC) sekitar 15-20 meter.
c.
Memiliki
daun yang rimbun dan hijau
d.
Memiliki
biji yang banyak, misalnya, jati dalam satu kali berbuah menghasilkan benih
sebanyak 0,5-3 kg.
e.
Perakaran
tunggang dan kuat
f.
Sehat
dan bebas hama dan penyakit.
Selain
itu menurut Permenhut nomor 70/Menhut-II/2008 tentang teknis rehabilitasi hutan
dan lahan, penetapan pohon indukan atau tegakan sebagai sumber benih dapat
dikategorikan menjadi enam sebagai berikut:
a.
Tegakan
Benih Teridentifikasi merupakan tegakan alam atau tanaman dengan kualitas
rata-rata yang digunakan untik menghasilkan benih atau koleksi benih yag
sebaran benihnya teridentfikasi dengan tepat.
b.
Tegakan
benih terseleksi merupakan tegakan alam atau tanaman pohon dengan memiliki
fenotipe superior untuk sifat-sifat yang penting dan digunakan untuk
menghasilkan benih.
c.
Areal
Produksi Benih merupakan tegakan benih terseleksi yang ditingkatkan kualitasnya
dengan menebang pohon inferior sehingga yang tersisa adalah pohon berfenotip
baik dan dapat memproduksi bibit secara melimpah.
d.
Tegakan
Provenan merupakan tegakan yang dibangun dari benih-benih yang provenannya
telah teruji dan diketahui superioritasnya. Provenan merupakan tempat asal
geografis tumbuh.
e.
Kebun
benih merupakan tegakan yang dibangun dengan menggunakan benih yang telah
mengalami uji keturunan dan genotipenya telah teruji superioritasnya.
f.
Lokal
merupakan benih dari sembarang tegakan yang memiliki penampakan fisik cukup
baik untuk dijadikan indukan. Benih ini tidak terdaftar dan tidak bersertifikat
khusus.
3.
Metode/Tehnik
Perolehan Benih/biji:
Tehnik pengumpulan
benih dapat dilakukan dengan 2 cara yakni manual dan menggunakan bantuan alat.
Secara manual, kita bisa dapat langsung memungut biji yang jatuh ketanah maupun
memanjat pohon dan memetik langsung bijinya. Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan menggunakan metode manual.
a.
Kita
perlu mengatahui musim berbunga dan berbuah tanaman yang hendak kita ambil
buah/bijinya.
b.
Pastikan
kita memetik buah/biji yang telah masak. Adapun tanda-tandanya : warna kulit
buah yang sudah masak cenderung berwarna gelap dan daging buah agak lembek.
c.
Untuk
pengumpulan diatas tanah maka sebelum buah jatuh, bersihkan terlebih dahulu
sekitar pohon induk sehingga kita dapat dengan mudah mengunpulkan biji yang
telah jatuh.
Sedangkan dengan bantuan alat, kita dapat
menggunakan keranjang yang dipasang pada ujung
tongkat kayu panjang. Maupun kita dapat memasang jaring disekeliling
pohon induk. Hal ini dilakukan jika
pengambilan biji secara manual tidak dapat dilakukan.
4.
Mengenal
Morfologi/bentuk Biji.
Pada dasarnya, biji
terdiri dari : embrio atau tanaman mini, endospermas dan cadangan makanan serta
pelindung. Pelindung biji terdiri lapi beberapa lapisan yaitu: kulit dalam dan
kulit luar.
5.
Jenis
dan Kegunaan Benih/Bibit.
a.
Berdasarkan
fungsinya, jenis bibit dapat dibedakan menjadi bibit untuk tanaman kehutanan,
pertanian dan hortikultura Jenis bibit tersebut dikelompokkan berdasarkan
fungsinya dikategorikan kedalam empat kelompok yaitu: bahan kayu bakar (lamtoro, gamal, akasia dan kaliandra);
Bahan baku konstruksi bangunan dan mebel (jati, mahoni, trembesi, kuring);
Bahan baku Industri pulp (gmelina, sengon) dan bahan baku peralatan rumah tangga
(Kelapa)
b.
Berdasarkan
peruntukkan budidayanya meliputi:1) bibit untuk hutan rakyat. Fungsinya
meningkatkan ekonomi masyarakat disekitar hutan. Adapun jenis bibiy yang
digunakan meliputi: kayu penghasil kayu pertukangan; kayu bakar, penghasil
biji, penghasil getah. 2) Bibit untuk penghijauan guna pelindung terhadap
lingkungan. Jenis tanaman yang ditanam berfungsi sebagai penyerap karbon
(tanjung, angsana); fungsi resapan air (pinus, rasamala, dammar, sengon);
fungsi pelindung pembatas sungai (mahoni, trembesi, bamboo, randu); pelindung
pantai (cemara laut, mangrove) dan penahan longsor (bamboo, kaliandra) dalam
gunawan (2011:14-17)
IV.
Praktek
Metode Pengumpulan biji/benih. (Operasi semut)
Instruksi : bentuk
kelompok kecil beranggotakan 4-5 orang. Selanjutnya, suruh kelompok tersebut
mengidentifikasi pohon indukan sesuai criteria dan metode apa yang cocok
digunaka serta mengumpulkan biji. Selanjutnya biji tersbut sebagai bahan
praktek
Pengolahan benih pada
pertemuan selanjutnya.
Catatan : Benih
dikumpulkan dalam kantong plastic dengan diberikan infromasi tentang nama local
dan latin biji; Sumber perolehan (data pohon induk) serta metode perolehannya.
DAFTAR PUSTAKA
Hendarto
Kuswanrto. Analisis Benih. 1997. Penerbit ANDI, Yogyakarta.
Gunawan,
S.Hut. Untung Besar dari Pembibitan Kayu. 2011. Agromedia. Jakarta